Image

Friday, April 27, 2007 Fay 0 Comments

Apa yang terbayang di benak kita kalau kita mendengar:
"Mc Donalds"?
"Starbucks"?
"BlueBird"?

Apa yang langsung terlintas dalam pikiran kita adalah image yang kita punya tentang masing-masing nama itu. Walaupun mungkin bervariasi, tapi mungkin kita bisa ambil satu contoh "BlueBird", mayoritas image kita tentang "BlueBird" adalah taxi yang aman.

Image... Jarang kita memikirkan tentang image ini. Padahal tujuan kita diciptakan pada mulanya adalah untuk merefleksikan imageNya (lihat Kejadian 1). Image adalah hal yang sangat penting dan mendasar. Sebegitu pentingnya image sampai-sampai banyak perusahaan besar rela mengeluarkan dana yang luar biasa untuk image building atau membangun imagenya. Image yang bagus selalu menguntungkan, walaupun belum tentu perusahaannya sendiri sudah sebagus image yang mereka tampilkan. Ambil contoh taxi "BlueBird" dan taxi "President". Tidak semua taxi "President" tidak aman, mungkin hanya beberapa saja. Tapi kalau masalah keamanan, kita lebih percaya pada image taxi "BlueBird", padahal pernah juga ada 1 kasus taxi "BlueBird", tapi kasus itu tidak merusak image aman dari taxi "BlueBird", karena BlueBird membangun imagenya dengan kuat.

Kita adalah image-Nya. Iblis tidak bisa merusak Tuhan, karena itu iblis berusaha merusak image-Nya, kita. Sama seperti suatu perusahaan yang ingin mengalahkan saingannya dengan merusak image saingannya itu. Tuhan menciptakan kita sesuai dengan imageNya supaya kalau kita melihat satu sama lain, kita ingat Dia dan kerajaanNya. Tapi banyak orang yang tidak memikirkan tentang image ini sehingga tujuan itu tidak tercapai. Sama seperti image suatu produk yang ditampilkan di papan billboard, walaupun image itu rusak, kita masih bisa melihat seharusnya image yang utuh atau yang seharusnya itu seperti apa. Yesus ingin imageNya (kita) dipulihkan (lihat Yoh 14). Seperti yang pernah Dia katakan kepada murid-muridNya waktu mereka ingin melihat Bapa, Yesus mengatakan bahwa dengan melihatNya saja mereka sudah mengenal Bapa, karena Dia adalah image Bapa.

Kebanyakan orang Kristen menerima "personal of Jesus" (pribadiNya dan keselamatan yang ditawarkanNya), tapi tidak menerima dan menghidupi "principals of Jesus" (kebenaran-kebenaran FirmanNya). Sebaliknya, kebanyakan orang dunia menolak "personal of Jesus", tapi mereka menerapkan "principals of Jesus". Prinsip-prinsip kebenaranNya seperti "Berilah maka kamu akan diberi", "lakukanlah kepada orang lain apa yang engkau ingin orang lain lakukan kepadamu", dll sudah banyak diterapkan oleh orang-orang dunia. Perlu diingat bahwa prinsip-prinsip kebenaranNya itu berlaku untuk semua orang, bukan hanya untuk orang Kristen, jadi siapapun yang melakukan atau menghidup itu semua, pasti akan menikmati dan menerima hasilnya (terlepas dari apakah mereka mengenalNya atau tidak, terlepas dari apakah mereka diselamatkan atau tidak). Jarang orang Kristen yang benar-benar bersikap serius tentang image ini, karena itu tidak heran kalau gereja tidak punya image yang menarik.

Image bisa terjadi dengan 2 cara:
- dibentuk dengan sengaja,
- terbentuk dengan sendirinya.
Biasanya image terbentuk dengan sendirinya jika kita tidak terlalu memperhatikan tentang image.

Kira-kira apa image yang muncul di kepala orang waktu mereka mendengar nama kita?
- bisa dipercaya
- tukang ngutang
- suka gosip
- atau apa?
Kita bisa memperbaiki dan membangun image kita kembali. Pikirkan image seperti apa yang kita ingin melekat di otak orang lain tentang kita, dan juga tentang gereja. Ingat ga Petrus waktu mau menyembuhkan orang, bilang "Lihat kepada kami..." Coz dia tahu bahwa setelah Yesus tidak ada lagi secara fisik di dunia ini, dialah image yang bisa dilihat oleh orang untuk bisa mengenal Yesus.

Cara Untuk Membentuk atau Memperbaiki atau Mengubah Image:
1. Tanyakan pada diri sendiri "Kalau gaya hidup seperti ini yang saya teruskan, akan jadi seperti apa di masa depan?"
Lihat Efesus 5:15 dan 2Timotius 3
Kebanyakan orang tidak pernah berhenti sejenak dan berpikir panjang tentang ini. Jika cara ini berlangsung terus-menerus, image apa yang akan terbentuk? Dan apakah kita suka dengan image itu?
2. Selalu berpikir "How can I do this better?"

Ingat perkataan Yesus tentang garam? Jika kita sebagai garam sudah menjadi tawar, kita bisa saja dibuang... Dalam setiap keadaan, kalau kita selalu memegang 2 prinsip ini, kita akan bisa menjadi imageNya. KerajaanNya juga akan bangga menempatkan kita sebagai seorang wakil atau duta di dunia ini. We are His images... So just be His images!

0 comments:

Finding Yourself

Monday, April 23, 2007 Fay 0 Comments

Do you believe that you are unique?
Do you know that you are the only one?
Do you actually see yourself as a very bery special person?

Jujur dulu jawabanku "enggak"... coz like most of people, I just think that I'm just an ordinary person, just an average person, just a person... yang kadang masih ngerasa minder kalo liat orang laen bisa ngelakuin something yang aku ga bisa, kalo liat orang yang punya karakteristik tertentu yang aku ga punya, kalo liat orang laen diistimewakan 'n disukai banyak orang karna dia punya sesuatu yang aku ga punya... intinya semua itu karna aku ngebandingin diri ama orang lain... yang seharusnya juga pointless coz pada kenyataannya masing-masing dari kita memang Dia ciptain dengan kombinasi unik yang jelas-jelas berbeda antara satu dengan yang lain. Dan tujuanNya emang bukan supaya kita saling membandingkan, tapi supaya saling melengkapi...

Kadang untuk sebagian orang, ini adalah perjuangan yang membutuhkan waktu lama, khususnya buat orang-orang yang tidak pernah atau kurang menerima input positif tentang keunikan dan kelebihan mereka dari orang-orang terdekat mereka. Selama kita belum memperbarui pikiran kita dan memandang diri kita dari mataNya, sadar atau enggak kita akan tetap mempercayai bahwa kita hanya orang biasa aja, orang rata-rata, atau bahkan orang yang punya banyak sekali kekurangan... and they are all lies... kebohongan yang dijejalkan iblis dalam otak kita agar kita tidak bisa hidup dalam kebenaranNya, agar kita tidak bisa bersinar seperti sebagaimana kita seharusnya (hei, we are all His stars!).

The truth is... no one more than others and no one less than others... Setiap kita mempunyai ciri khas, karakteristik, potensi, bakat, talenta, dan "warna" masing-masing... Saat kita berada di fungsi yang tepat kita pasti tahu bahwa kita memang diciptakan untuk itu. Pernah baca buku "Purpose Driven Life"nya Rick Warren? Yap, that's the basic... Dia menciptakan kita untuk suatu tujuan, seluruh diri kita dibentuk supaya kita bisa berfungsi dengan maksimal untuk tujuan itu, termasuk segala keunikan dan perbedaan kita.

Seperti kaktus, dia sudah diciptakan dengan kondisi dimana dia emang bisa tumbuh dalam waktu lama tanpa air, dan daunnya bisa berubah bentuk menjadi duri (supaya bisa mengurangi penguapan air lewat daun) karena dia dimaksudkan untuk menjadi tumbuhan padang pasir atau daerah yang kering banget, dia dimaksudkan untuk tujuan yang berbeda dari kebanyakan tumbuhan lain yang membutuhkan air untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhannya. Ini satu contoh yang rada ekstrim aja siy, kalo mo beneran buktiin setiap ciptaanNya itu unik browse aja sendiri satu-satu di wikipedia yah hihihi...

Ini juga berhubungan ama pekerjaan juga siy... I'll tell you my own story... Aku kelas 3 SMA dulu ambil jurusan IPS (aku ga suka fisika, kimia 'n biologi, terutama kimia, gara-gara pelajaran satu itu ada nilai merah di raport, sekali-kalinya seumur idup! Gimana ga bete ama kimia hehehe...), so aku prefer IPS aja, aku lebih suka hafalan daripada hitungan. Kuliah aku ambil jurusan ekonomi akuntansi, coz banyak lapangan kerja di bidang itu, lagian itu bidang yang lumayan umum 'n aman, plus... aku juga bisa, terbukti lulus cumlaude IPK 3,6 (bukannya nyombong, asli aku cuman ngafal 'n nyoba ngerti aja, padahal prinsip-prinsip utamanya ga gitu nempel hehehe, apalagi sekarang dah berapa taun ga megang, dah ilang bersama angin kali hihihi...). But... ada satu titik dimana aku mulai ragu 'n mulai ngerasa kalo aku ga sejalan ama bidang akuntansi. Aku mulai panik coz aku bener-bener ngerasa kalo aku ga enjoy seandainya aku kerja di bidang akuntansi, sedang aku sendiri gatau aku pengen kerja apaan... Tapi justru itulah kesempatan dimana aku bener-bener jadi nanya ke Dia, sebenernya apa rencanaNya atas aku, apa bidangku, dimana "tempat"ku,... 'n yang ada di benakku waktu itu cuman bidang media, walo aku sendiri belon terlalu jelas bidang spesifiknya apa.

Ko Lung yang pertama kali nyodorin ide gimana kalo aku ikut Basic Training di CBN, coz ada pelajaran bikin skenario juga 'n dia tau aku suka nulis. So, setelah beberapa bulan penuh doa, kebimbangan, peneguhan 'n masa-masa stress mempertimbangkan semuanya,... (ceritanya panjang niy, jadi satu buku diary hehehe...yea however, leave people that you love and leave everything that you've known to be a stranger in a far away place is not an easy choice to do) akhirnya aku mutusin buat pergi ke Lippo Cikarang. But somehow, there's a strange feeling yang bikin aku ngerasa kalo kayaknya aku bakal lama di sini, bukan cuman 3 bulan training seperti perkiraan banyak orang... So aku jalanin... kadang masih dengan kebingungan juga... Then aku coba magang di Dept. Produksi, which is juga ga bertahan lama (yang ini juga ceritanya panjang hehehe... yang mo tau tanya aja langsung yah hehehe...), sampe akhirnya tibalah aku di departemen IT, jadi WebContent di jawaban.com 'n gabung di forumnya... Finally I feel that this is where I belong!

Writing has been my passion 'n it's getting stronger here hehehe... Gimana ga, kerjaan nulis eh masih ngeblog juga hehehe... Ya, that's me, Dia udah nyiptain aku dengan keunikan dan passion tertentu untuk tujuan tertentu... Orang-orang yang bilang kerjaan ini "aku banget" udah banyak hehehe... Sampe saat ini aku bersyukur banget Dia pimpin aku, coz I know this is a process, saat dimana aku mulai menemukan "jalur"ku dan mulai berjalan di track yang seharusnya itu baru permulaan... Masih ada jalan di depan yang aku ga tau persis bakal kayak apa, but at least I'm in His spesific path. I've already know that God use me through my writings... dan itu bikin aku jadi tau gimana caranya aku bisa ngembangin diri, nambah pengetahuan, dll... Jadi usaha-usaha yang aku lakuin udah punya arah yang jelas, ga blur lagi. Bidang media, lewat tulisan ^.^

Cuman ini yang perlu diinget, jangan pernah membatasi Dia dengan pemikiran kita... Coz kalo Dia menciptakan kita untuk satu tujuan yang spesifik, Dia juga pasti sudah memperlengkapi kita dengan karakteristik dan passion yang spesifik juga dalam diri kita supaya kita bisa terus berkembang dan mencapai tujuan itu... Dan, dalam perjalanan, Dia juga pasti bakal semakin memperlengkapi kita juga...

So, have you already walk on your spesific path?

0 comments:

The Relationship's Rules

Monday, April 16, 2007 Fay 0 Comments

Jangan terkecoh liat judulnya hehehe... Aku ga bakal ngasih aturan-aturan yang bener dalam relationship, coz aku belon ngejalanin jadi ga mau di-cap om-do hehehe... Aku cuman mo share aja tentang hal ini...

Dari pengalamanku mengamati 'n juga denger curhat orang, jarang banget ada gereja atau komunitas yang sehat yang membahas tentang relationship secara detail. Aku sendiri juga banyak tahu lewat baca artikel-artikel atau buku-buku tentang relationship trus dicocokin ama apa yang aku liat di realitas. Padahal relationship adalah hal yang sangat esensi. Tapi mungkin agak terlupakan karna ada kesan bahwa gereja atau komunitas rohani itu seharusnya lebih berurusan dengan hal-hal "rohani", hubungan vertikal ama Tuhan, praise and worship, bahas Firman, dll... Aku ga bilang bahwa itu ga penting, itu juga esensi, tapi menjadi tidak seimbang kalo masalah relationship ini diabaikan. Banyak orang yang sudah kenal Tuhan atau aktif dalam kegiatan-kegiatan "rohani", but when it comes to relationship, they became clueless... No heart feeling, aku ga lagi ngejudge, ini cuman pengamatanku aja... Coz aku sendiri juga ngerasa kalo masalah ini tidak menempati posisi yang seharusnya dalam gereja.

Tentu saja sudah bukan rahasia lagi kalo titik awal dimana iblis mulai merusak seseorang itu adalah di lingkungan keluarga. Banyak orang yang mempunyai masalah emosional ternyata berakar dari hal-hal buruk atau masalah yang dia alami dalam keluarganya, misalnya pelecehan seksual oleh anggota keluarga, tindakan kekerasan oleh orangtua, perceraian, orang tua yang terlalu otoriter, orang tua yang terlalu sibuk dan menyerahkan perawatan anak sepenunya pada pengasuh, orang tua yang berjudi, suka mabuk, dan masih banyak lagi... Semua itu akan berlanjut seperti lingkaran yang tidak berujung kalau tidak ada yang menghentikannya dan mengundang Dia untuk campur tangan dan melakukan pemulihan. Dan kalau semua itu ditarik mundur, darimanakan sebuah keluarga itu berawal? Darimanakah pasangan suami istri itu berawal? Dari relationship yang dijalin oleh dua orang single. Inilah yang akhirnya membuat aku bisa berkata bahwa relationship adalah hal yang sangat esensi. Kita perlu mengetahui kebenaran-kebenaranNya tentang relationship, karena kehidupan yang kita jalani ini utuh, tidak bisa dipisah-pisahkan sehingga kita mengatakan bahwa relationship itu bukan hal yang cukup "rohani".

Ingat ini? "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1). Apapun yang kita lakukan dengan tubuh kita (termasuk apa yang kita pikirkan, karena otak juga bagian tubuh kita, dan juga apa yang kita rasakan, karena emosi, jiwa dan hati kita juga bagian tubuh kita) adalah persembahan yang hidup bagi Dia... termasuk juga didalamnya adalah bagaimana kita menjalani satu hal yang berjudul relationship...

Ada banyak hal-hal dalam relationship yang kita hadapi, mulai dari bagaimana menjaga hati, memulai pendekatan, mempertimbangkan untuk berkomitmen, kesiapan untuk menikah, dan juga masalah-masalah seperti ketergantungan emosional yang terlalu berlebihan, terlalu cepat memutuskan untuk menjalin hubungan, sex before married, married by accident, abusive relationship, hubungan yang "ngambang" (atau mungkin lebih cocok kayak lagunya Melly "Gantung" itu hehehe) karna tidak mempunyai tujuan dalam menjalin relationship, pertengkaran yang sebetulnya tidak perlu terjadi kalau saja mereka mengetahui bahwa pria dan wanita itu memang berbeda, dll... There are still a lot of them! Dan masalah-masalah ini hanya menimbulkan sakit hati, luka, kekecewaan, kepahitan, ... semua itu berhubungan dengan hati kita.

And what He said about our hearts? "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Kita tidak bisa mengasihi diri kita sendiri dan orang lain jika hati kita tercemar, dan satu hal lagi... orang yang terluka akan selalu melukai orang lainnya, lagi... walaupun dia tidak bermaksud untuk melukai... Coz that's the way it goes... kecuali lingkaran itu dihentikan dengan mengijinkan Dia campur tangan dan memulihkan, dan yang juga melibatkan kita untuk mau taat, mengampuni, dan move on to a new chapter... Karena dari hati-lah timbul motivasi kita untuk melakukan segala sesuatu, kita bisa saja menyangkalnya dengan pikiran kita, tapi kita tidak bisa membohongi hati kecil kita, dan kita tidak bisa menyembunyikan apapun dari Dia... I've been through this, saat hatiku terluka, aku menanamkan luka itu dalam tulisanku, Thanx to Him coz ada temenku yang nyadarin itu 'n negur aku... See the effect? Kita ini diciptakan sebagai saluran, apa yang kita bagikan lewat hidup dan tindakan kita akan terus mengalir ke orang yang lainnya. Pertanyaannya adalah, apakah kita mau menjadi saluran yang mengalirkan hal-hal baik atau hal-hal buruk?

Kalo tadi aku share tentang kekurangpedulian gereja / komunitas akan issue relationship, kali ini tentang pengamatanku dan hasil share ama beberapa temenku tentang gereja atau komunitas yang terlalu otoriter dalam mengatur relationship jemaatnya... Sekali lagi ini pengamatanku 'n pendapatku aja, ga ada niat menilai atau ngejudge, karna keputusan untuk submit atau enggak terhadap aturan-aturan itu adalah hak pribadi setiap orang. Ada gereja yang mewajibkan jemaatnya untuk lapor ke pemimpin rohani kalau dia merasa bahwa dia mulai menyukai lawan jenisnya (baru menyukai, belum pdkt), ini hanya satu contoh aja, masih banyak lagi aturan-aturan yang ditetapkan gereja... yang kadang dalam beberapa hal aku rasa terlalu "kaku", atau sudah terlalu melewati batas privacy atau kehidupan pribadi seseorang...

Tapi kembali lagi, ini adalah masalah pilihan... Dan orang yang dewasa tahu bahwa dia bisa mempertanggung-jawabkan setiap pilihannya. Mungkin ada orang-orang tertentu yang merasa aturan-aturan itu baik untuk menyeimbangkan gaya hidup dan karakternya, then it's good for him/her. Tapi yang perlu diingat di sini adalah setiap orang berbeda. Aturan-aturan yang lebih spesifik kadang hanya berhasil jika dilakukan oleh orang-orang tertentu, sementara bagi orang-orang lainnya aturan-aturan itu terasa seperti overdosis, yang malah menyebabkan mereka jadi tidak berani melangkah, takut membuat kesalahan, dll yang akhirnya membuat mereka takut / enggan untuk maju melangkah ke masa kehidupan mereka yang berikutnya... Kasus-kasus seperti ini sudah banyak terjadi, dan itu agak memprihatinkan...

Mungkin masih banyak masalah-masalah atau issue-issue yang luput dari pengamatanku huehehe... yah maklum matanya cuman dua hehehe... Intinya siy masing-masing dari kita harus get connected ama Dia (seperti 2 paragraf terakhir di tulisanku sebelumnya ini), supaya kita tahu apa rencana spesifikNya buat kita, dan juga mengenal diri kita sendiri, sehingga kita tahu apakah kita tipe yang perlu di"rem" atau di"gas" dalam area relationship ini hehehe... Coz He always want the best for us, in every area of our life, include in relationship area... Jadi mulai libatkan Dia dalam area relationship, sama intens-nya dengan melibatkan Dia dalam area kehidupan kita yang lain, coz keutuhan hidup kita adalah sebuah persembahan yang sangat berharga untukNya, and we are wiling to give the best offering for Him too, rite?

Zia you folks! Hehehe...

0 comments:

Get Connected

Tuesday, April 10, 2007 Fay 0 Comments

I just wanna share about my journey until this time... Yah mungkin terlalu singkat buat dibilang suatu perjalanan hidup... But it is really my own experience tentang belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan, tentang belajar bertanggung jawab dalam menjalani keputusan itu, dan tentang bergantung serta mengandalkan Dia sepenuhnya.

Ada banyak hal yang Dia ajarin ke aku lewat perpisahan... Dulu aku pikir perpisahan itu adalah hal yang kurang baik. Perpisahan terberat yang udah aku jalanin adalah perpisahan dengan keluargaku, sahabat-sahabat 'n anak-anak sekomsel (yang udah kayak keluarga kedua buat aku, terutama koko rohaniku 'n istrinya yang udah aku anggep kayak sodara sendiri) waktu aku memutuskan pergi ke Lippo Cikarang.

Dari dulu aku pengen memperbaiki hubungan ama papaku 'n pengen lebih bisa saling terbuka 'n lebih deket lagi ama dia. Aku pikir perpisahan ini bikin semuanya jadi ga maksimal. Tapi ternyata Dia udah buktiin bahwa pemikiranku salah... Dia udah nunjukin kalo Dia bisa pake berbagai cara, dan perpisahan adalah salah satu cara yang paling ga masuk akalku waktu itu, tapi udah terbukti perkiraanku salah. Dia bisa ngelakuin apapun karna Dia ga terbatas, aku ga bisa membatasi Dia 'n perbuatanNya dengan pemikiranku.

Perpisahan yang kedua adalah dengan koko rohaniku 'n istrinya. Sejak aku jadi Kristen, aku udah kenal ama mereka. Seiring dengan itu, ada banyak hal yang kita lalui dengan saling berbagi hidup... they are my second family... dan aku bersyukur banget Dia buat aku bertumbuh bareng mereka, coz mereka kayak otoritas yang Dia tempatin di atasku untuk menjagai aku. Tapi saat-saat menjelang perpisahan, Dia nyadarin aku bahwa aku "terlalu" bergantung ama mereka. Coz pada saat aku mempertimbangkan untuk ngambil keputusan ke Lippo Cikarang, aku mencari peneguhan juga ama mereka. Itu ga salah, tapi somehow Dia bikin aku tiba-tiba nyadar kalo porsi ketergantunganku ama mereka terlalu besar. Dia mau aku belajar mengambil keputusan sendiri dan bertanggungjawab sepenuhnya atas keputusan itu. Peneguhan memang perlu tapi yang paling penting aku sendiri harus yakin apakah memang ini langkah yang Dia mau aku ambil 'n yang aku sendiri mau untuk jalani. Sebelum akhirnya aku ambil keputusan buat pergi, aku ngerasa mantep, damai sejahtera... and aku yakin kalo aku ngejalanin ini bareng Dia.

"Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari." (Amsal 4:18)

Ayat itu salah satu peneguhanNya buat aku, bukan cuma waktu itu aja, tapi udah beberapa kali. Waktu aku pertama kali dapet ayat itu in a romance area, aku pikir itu tanda positif atau istilahnya lampu ijo dari Dia. Tapi ternyata bukan... Ayat itu cuman menyatakan kebenaran bahwa kalau kita berjalan bareng Dia, Dia bakal pimpin kita ke arah yang semakin jelas. Semakin jelas ini kan belum tentu "iya" atau "enggak". Dia mau kita menjalani setiap proses bareng Dia, dan seiring perjalanan kita akan semakin tahu langkah atau keputusan apa yang akan kita ambil. Emphasize on the word "proses".

Aku yakin Tuhan bisa aja langsung kasih jawaban ke kita tentang keputusan-keputusan yang harus kita ambil, atau tentang masa depan kita. Tapi itu adalah jalan yang instant. Dia pengen kita menjalani proses kehidupan itu bersama Dia, mengandalkan Dia, supaya kita bisa bener-bener menikmati dan menjalani setiap masa-masa kehidupan, bukan hanya sekedar mencapai target-target jangka pendek. Aku pernah mikir 'n bertanya-tanya juga, bukannya semua bakal jadi lebih simple kalo kita langsung tahu apa yang Dia mau 'n apa kehendakNya tentang keputusan yang akan kita ambil menyangkut masa depan? Itu pemikiranku... Tapi pemikiranNya lain... He wants us to be alive, not just have a life... "Alive" means kita bener-bener menjalani dan menikmati segala sesuatu dalam kehidupan kita, merasakan semua perasaan dan emosi, mengalami berbagai hal... Karena dari situlah kita bisa mengalami Dia...

The question is... Kalo kita udah tau tentang masa depan 'n keputusan-keputusan apa yang Dia mau kita ambil saat ini, apakah kita masih bergantung 'n mengandalkan Dia? I guess not...

He wants us to have a real relationship with Him, walking through our life with Him, experiences 'n share many things with Him... He wants to be the most important part in our life... coz He deserve that...

Dari semua itu aku cuman nyimpulin... kalo sebenernya semuanya itu simple... Dia cuman mau kita menjalani semua proses yang ada (proses itu berupa perjalanan antara garis start 'n finish, atau perjalanan antara menemukan beberapa pilihan sampai kita harus membuat keputusan, atau perjalanan antara pertanyaan sampai kita menemukan jawabannya) bersama-sama dengan Dia. Coz Dia pasti memimpin 'n mengarahkan kita untuk membuat keputusan yang bener, karna Roh KudusNya yang ada di dalam kita.

Proses pendewasaan kita itu simple... Kayak waktu dulu kita kecil, yang menjagai kita adalah orang tua kita atau orang-orang yang lebih dewasa dari kita. Mereka menentukan apa yang boleh 'n ga boleh kita lakukan, apa yang baik 'n yang ga baik untuk kita makan, dll... Tapi ada saatnya dimana kita sudah bertumbuh dewasa, kita sudah tau batasan-batasan 'n konsekuensi-konsekuensi dari setiap pilihan yang ada, dan kita harus mulai membuat keputusan-keputusan sendiri tentang hidup kita. Ada juga saatnya dimana kita nantinya berada di posisi orang tua kita dulu, posisi dimana kita nggak hanya bertanggung jawab atas diri kita tapi juga anak kita...

Just a note... kadang memang lebih gampang buat kita untuk melakukan pendapat dari orang lain, termasuk mungkin otoritas kita. Karna kita menganggap toh mereka juga udah ditempatkan Tuhan untuk menjagai kita... Tapi yang nantinya bakal menjalani keputusan 'n yang bakal bertanggungjawab langsung ama Dia itu kita sendiri, orang laen ga ikut-ikut... Kita nggak bisa beralasan kita melakukan satu hal karna ada orang lain yang menyarankannya. Kalaupun saran/pendapat orang lain itu memang benar, kita harus punya dasar atau alasan kita sendiri. Selain itu, dalam beberapa hal, seringkali memang ada perbedaan. Apa yang menurut orang lain terbaik (karena mereka pernah menjalaninya), belum tentu itu juga yang terbaik untuk kita. Selama kita sudah tahu batasan-batasan yang Dia buat, kita juga kudu inget kalo Dia adalah Tuhan yang kreatif. Dia menciptakan setiap kita dengan keunikan kita masing-masing, 'n begitu juga dengan setiap kisah kehidupan kita. Selama perbedaan itu ga melanggar batasan-batasanNya untuk melindungi kita, itu bukan suatu masalah. Then darimana kita tahu bahwa perbedaan itu sah-sah aja? That's why we need to get connected with Him... supaya kita tau secara spesifik apa kehendakNya buat kita sendiri. Rite?

Just get connected! ^_^

0 comments:

Aku MilikMu

Monday, April 09, 2007 Fay 0 Comments

Di setiap serat diriku ada sidik jariMu
NyawaMu mengalir di setiap tarikan nafasku
Perlukah ada tanda tanya?
Sepenuhnya aku milikMu...

0 comments:

"Do You Trust Me?"

Wednesday, April 04, 2007 Fay 0 Comments

Pertanyaan itulah yang seakan-akan Dia tanyakan ke aku setelah aku bilang kalo aku takut... Right now I'm walking in a phase, and in the end I have to make a decission... Sebelumnya aku emang udah doa, beneran minta pimpinan 'n hikmatnya... dan Dia jawab:

Mazmur 121:1-8 "Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya."

Tapi rupanya masih ada sisa ketakutan yang keliatan dari perbedaan sikapku. Aku masih berusaha menjagai diriku sendiri dengan kekuatanku sendiri... Sampai Dia nyadarin aku ini:

1Yoh :18 "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih."

Kalau aku masih takut, itu berarti aku masih belum 100% put my trust in Him, my Guardian... Kalo udah 100%, seharusnya aku ga ngerasa takut lagi, coz I know He will guard me 'n keep me safe... My God is my Guardian... dan dimana lagi tempat paling aman selain dalam penjagaanNya? Ga ada... ^_^ Thanx God...

0 comments:

The Power Of Being Real - Jose Carol

Monday, April 02, 2007 Fay 0 Comments

Di tengah-tengah kehidupan kita menemukan bahwa sering "lebih aman" bagi kita memilih untuk "menutupi diri" daripada harus membuka keberadaan kita, baik itu pendirian, perasaan, maupun kelemahan dan kesalahan kita. Penyebabnya, karena tidak jarang dari kita yang mengalami luka akibat penolakan yang dilakukan oleh lingkungan kita masing-masing, baik itu di dalam rumah tangga, keluarga, sekolah, kampus, maupun tempat kerja kita. Kita menemukan bahwa lingkungan kita seringkali tidak seramah yang kita harapkan atau inginkan. Akibatnya, menutup diri dan tidak jarang "berpura-pura", merupakan alternatif yang lebih aman yang sering kita pakai untuk menghadapi suatu keadaan yang tidak menyenangkan.

Melalui tulisan ini, saya ingin anda mengerti bahwa ada suatu kekuatan yang sangat besar yang mampu menyentuh dan mempengaruhi kehidupan orang lain sedemikian dalam, yaitu pada saat anda menjadi dirimu sendiri.

Ada suatu istilah yang dikenal di dalam dunia kepemimpinan, mengenai kekuatan dari suatu pengaruh yang sangat besar yang dapat diberikan oleh seorang pemimpin kepada lingkungannya. Istilah tersebut ialah kata "authentic" yang berasal dari bahasa Yunani kuno "authentikos". Kamus Webster memberikan definisi untuk kata tersebut sebagai berikut: asli (not false or imitation, original), murni (genuine). Selain itu definisi yang diberikan oleh The Ethics Center for Engineering and Science dari Massachussetts Institute of Technology (MIT) untuk kata "authentic" adalah "tidak adanya kemunafikan" atau "membohongi diri sendiri" (the absence of hypocrisy or self-deception) yang lebih lanjut juga dijelaskan oleh kamus Webster sebagai tidak munafik (genuine, not being a hypocrite). Kata munafik (hypocrite) sendiri berarti "berpura-pura, meniru" atau "bertindak seolah-olah" untuk sesuatu (kebiasaan, nilai, atau karakter) yang orang tersebut sebenarnya tidak miliki.

Mazmur 26:4 berkata, "Aku tidak duduk dengan penipu, dan dengan orang munafik Aku tidak bergaul." Sebaliknya saya percaya akan kuasa dari kesaksian kehidupan kita "apa adanya" yang akan Tuhan pakai untuk menyentuh kehidupan banyak orang lain.

Kepemimpinan bukanlah hanya mengenai suatu posisi yang dimiliki seseorang, melainkan pengaruh yang orang tersebut berikan, baik positif maupun negatif. Seorang pemimpin yang sejati, asli, murni, atau authentic adalah seseorang yang hidup dengan membiarkan orang lain membaca kehidupannya seperti suatu buku yang terbuka, tanpa ketakutan untuk menunjukkan semua keberadaannya, baik kekuatan, kelemahan, maupun kesalahan yang dibuatnya.

Pengaruh terbesar yang dapat diberikan seorang pemimpin kepada orang yang dipimpinnya bukanlah melalui kesempurnaannya, melainkan melalui perubahan yang ditunjukkannya.

"Being real, being human, being yourself, The first step in becoming a True Leader."

Sumber: Breaking News JPCC - Jose Carol

0 comments: