For Love or For Lust - Jose Carol

Friday, June 22, 2007 Fay 0 Comments

This is a secret to building deeper relationship... Dan bicara soal membangun hubungan, tentunya bukan hanya hubungan antara pria dan wanita yang akan bersatu dalam pernikahan saja dan bukan soal berpacaran saja, tapi juga tentang bisnis, relasi persahabatan, hubungan dengan orang tua, hubungan antara pemimpin dan bawahan. Intinya, selama kita berhubungan dengan orang lain, kita perlu tahu bagaimana cara untuk membina dan membangun hubungan tersebut, supaya kita bisa menikmati kebahagiaan dan segala yang baik, yang disediakan oleh Tuhan di dalam atau melalui hubungan-hubungan yang kita bangun.

"Kekuatan dan kekokohan suatu bangunan sangat ditentukan oleh dasar di mana bangunan tersebut dibangun di atasnya"

Pertanyaannya adalah, di atas dasar apakah hubungan-hubungan dalam kehidupan kita dibangun? Berdasarkan apa? Apakah itu dibangun di atas dasar kasih (love) atau di atas nafsu (lust/keinginan daging)?

Ini bukan hanya berlaku dalam marital relationship atau pre-marital relationship, tapi juga dalam bussiness relationship, family relationship, friendship, semua relasi atau hubungan yang kita bangun. "Hey, tapi apakah bisnis ada hubungannya dengan kasih? Saya tidak mencintai partner bisnis saya..." Let's see the definition of love.

Love is a decission made based on the desire to benefit others. Kasih adalah keputusan yang kita ambil berdasarkan keinginan kita untuk menguntungkan orang lain. Kasih adalah keputusan, bukan perasaan yang kita rasakan waktu berkorban. Kasih adalah keputusan yang diambil oleh seseorang, yang didasari oleh keinginannya untuk menguntungkan pihak lain, bahkan kalau perlu, mengorbankan dirinya. Sebaliknya, Lust atau nafsu adalah keputusan yang diambil berdasarkan keinginan untuk menguntungkan diri sendiri, bahkan kalau perlu, merugikan seluruh dunia, "korbankan semua asal jangan saya".

Kalau kita menjalin hubungan bisnis dengan seseorang yang punya kasih, dia punya keputusan dalam bisnisnya dengan kita yang didasari oleh keinginannya untuk menguntungkan kita, apakah bisa kita bayangkan bagaimana jadinya jika kita juga merespon dengan hal yang sama? Betapa langgengnya hubungan bisnis yang terjalin itu!

Nah, apakah yang mendasari hubungan-hubungan kita? Dan apakah orang yang menjalin hubungan dengan kita itu didasari oleh kasih atau nafsu? We shall think about it. Ada peribahasa yang berkata seperti ini "The omelette is only as good as the eggs in it." Omelet hanya sebagus kualitas telur yang ada di dalamnya. Kalau telurnya busuk, mau dikasih merica, sambel, bawang putih, bawang merah sebanyak apapun juga, kualitasnya ga bisa bagus.

"Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara, dan dari duri-duri orang tidak memetik anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat, karena yang diucapkan mulutnya meluap dari hatinya." (Luk 6:43-45)

Kalau hati seseorang jahat, keluarnya pasti jahat. Kalau telurnya busuk, walau kita kasih bumbu apapun, pasti tidak akan bisa jadi omelet yang bagus. Ada banyak jenis telur di dunia ini. Dan pertanyaannya, darimana saya tahu kalau telurnya bagus? Dari luar keliatan ada yang bintik-bintik, warnanya beda, bentuknya beda, ada telur negeri, ada telur kampung, kualitasnya beda, ada yang dibeli di pasar, di Hero, ada yang mengandung bebas salmonela, omega 3, plus vitamin, DHA, dst. Darimana kita bisa tau kalau telur ini ga busuk? Kita bisa aja liat labelnya. Tapi masalahnya di supermaket saya seringkali diajari, kalau mau telur bagus, sentrongin ke bohlam, kalau bening, bagus. Iya kalau bisa disentrong ke bohlam... kalau dibungkus di kotak gimana? Kita cuma bisa baca merk-nya aja. Kita ga bisa tau pasti.

Penampilan itu bisa mengelabui. Ini berbahaya kalau misalnya kita mau pacaran. Kita ngeliat cakepnya, proporsi bodinya, dll. Masalahnya, mau didandani seperti apapun juga, kalau tadinya dia "busuk", tetap "busuk". Alkitab berkata, baik buruknya orang ditentukan dari hatinya, bukan dompetnya, bukan rumahnya, bukan mobilnya. Mau naik ferrari, mau punya banyak kartu kredit yang ga ada batasnya pun, it doesn't change the inside. Bagaimana dia bisa membangun hubungan dengan kita, tergantung apa yang ada di dalam dirinya. Nah, kalau kita membangun hubungan (apapun), bahaya kalau kita lihat penampilan luar saja. This is our life, this is your life, hati-hati dengan siapa kita menjalin hubungan, entah itu bisnis, pacaran.. dengan siapa kita bergaul, dengan siapa kita mau menikah...

Bagaimana kita bisa tahu bahwa seseorang itu akan membina hubungan dengan kita berdasarkan kasih dan tidak akan merugikan kita? Kriteria apa yang kita bisa pakai untuk menguji bahwa orang-orang itu akan menguntungkan kita, dan kita akan menguntungkan mereka, dan kita akan saling menguntungkan, completing each other, dalam pernikahan, dalam bisnis, dalam persahabatan, agar kedua belah pihak akan menikmati kebaikan?

1. Harus Ada Kejujuran

Suatu hubungan yang baik membutuhkan kejujuran. Salah satu perintah yang Tuhan ucapkan dari 10 perintah yang Dia berikan kepada Musa, yaitu jangan kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta terhadap sesamamu (Im 19:11). Tuhan memperingatkan kita tentang kerusakan dan rasa sakit yang dapat ditimbulkan akibat kebohongan dan ketidakjujuran dalam relationship. Masalahnya banyak orang menghabiskan tenaganya untuk menyembunyikan kebenaran, sehingga akibatnya mereka kehabisan tenaga untuk menyatakan kebenaran, karena tenaganya habis untuk menutupi kebohongannya.

"Honesty and intimacy always go together" (Amsal 24:26 - NIV - "An honest answer is like a kiss on the lips" - jawaban yang jujur adalah seperti memberikan ciuman di bibir)

Kalau kita ingin dekat dengan seseorang (bisa rekan bisnis, teman, pasangan, dll), keakraban tidak bisa terbangun tanpa kejujuran. Kalau kita berkata jujur kepada seseorang, kita seperti memberikan ciuman di bibir orang itu. Bukan ciuman di kening, dan mencium di bibir itu bicara tentang keintiman. Dengan kata lain, tanpa berbicara atau tanpa jawaban yang jujur, kita tidak akan pernah bisa intim dengan orang tersebut. Dalam hubungan suami istri, banyak suami yang menghabiskan waktu untuk menutupi kebenaran ("Gila, kalo gue kasih tau bisa bubar..."), masalahnya kalau dia tidak jujur, dia tidak akan bisa intim dengan istrinya. Telling the truth and telling the whole truth itu beda. Banyak orang telling the truth tapi tidak telling the whole truth. Alkitab mengatakan agar kita telling the whole truth.

Konsekuensi dari telling the whole truth, mungkin pertengkaran akan pecah di depan, tapi kepercayaan itu tidak hilang. Contohnya, kita punya supir, suatu kali supir kita menabrak mobil lain, tapi dia tidak mengakui itu, dia bilang bahwa dialah yang ditabrak. Padahal dari melihat bekas kerusakan di mobil, kita tahu kalau mobil kitalah yang menabrak mobil lain, tapi tidak ada bukti. Mungkin tidak ada keributan dan kita tidak memecat dia, tapi kita tidak mempercayai dia lagi. Apakah itu lebih baik? Atau ini, dia datang dan berkata kalau dia yang menabrak. Bakal ribut? Tentu aja... atau kalau misalnya kita yang jadi supir, mungkin kita bahkan harus mencicil untuk mengganti kerusakan dalam waktu yang lama, tapi... kita tidak kehilangan kepercayaan.

You can't get close to anybody without honesty. Kita bisa aja make up, dress up, apapun yang kita lakukan, kita bisa membuat orang lain terkesan dan kagum. Tapi rasa kagum itu tidak akan bertahan lama. Hanya kejujuran yang membuat kita bisa dekat dengan seseorang. Be honest, be yourself. Yang konyolnya adalah... how can we be that stupid, percaya bahwa seseorang itu mencintai kita padahal dia tidak memberitahukan kebenaran pada kita? Saya sudah bertemu dengan banyak orang yang terlalu gampang percaya, "Dia sangat menyayangi saya, dia cinta banget sama saya... Ya dia cuman bohong sekali dua kali sih, cuman bohong hal-hal yang kecil, tapi dia sangat mencintai saya..." Nah masalahnya sebodoh apakah kita, percaya bahwa seseorang bisa sekaligus berbohong dan mencintai? Karena mencintai adalah keinginan untuk membuat orang lain untung atau diuntungkan, tanpa merugikan orang lain itu. Banyak wanita yang lebih mudah dibohongi, mereka berpikir bahwa mereka dibohongi demi kebaikan. Saya ga menghakimi, ini hanya dari pengalaman saja. I hope we are smarter today. Mau buktikan cinta? Beritahukan kebenaran. Prove it.

Pertanyaannya adalah "Is he or she, telling you the truth?" or "Are you telling the truth?" Atau selama ini kita menyembunyikan kebenaran dan menghabiskan tenaga untuk menutupi kebenaran? "Ya... habis daripada ribut... Someday, someday, suatu hari nanti deh gue kasih tahu, kalo waktunya tepat, nanti gue cerita." Saya kira today is the best day to tell the truth. Kalo selama ini kita tidak mengatakan kebenaran pada atasan kita, bawahan kita, istri atau suami, pasangan, orang tua kita, hari ini adalah saat yang tepat untuk memulai sesuatu yang benar. Ada konsekuensi? Ada, tapi kita tidak akan kehilangan kepercayaan. Dunia mungkin bilang tindakan itu bodoh, "Goblok.. ngapain lo kasih tau, diem aja..." Tapi itu namanya tulus, and it's based on the truth.

Untuk membangun kedekatan dan pengertian satu dengan yang lain, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar kita bisa membangun dasar dan hubungan yang dalam. Mazmur 139 - "Untuk pemimpin biduan, mazmur Daud; Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku, Engkau mengetahui kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh, Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kau maklumi, sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya semuanya telah Kau ketahui ya Tuhan."

Agar bisa dekat dengan seseorang, selain jujur, ayat ini memberikan tips lain. Kedekatan dengan seseorang itu tidak berbicara tentang lokasi geografik. Berapa banyak suami istri secara geografis sangat dekat, dalam satu rumah, satu ranjang, namun mereka berjauhan satu dengan lainnya. Berapa banyak istri yang merasa sangat jauh dengan suaminya? Karen kita hanya akan merasa dekat dan akrab dengan seseorang kalau kita sadar bahwa orang itu mengerti pikiran kita dan mengerti perasaan kita. Kalau kita mau dekat dengan seseorang, share our thoughts, tukar pikiran dengan orang itu. Karena kedekatan tidak dibangun secara fisik, bukan hanya sering berkumpul secara fisik saja. Tanpa adanya tukar pikiran, kita tidak akan pernah bisa dekat satu sama lain. Yang suami istri, tanpa adanya saling bicara dan tukar pikiran, kita akan semakin jauh satu sama lain. Yang pacaran, bagaimana kita bisa kenal isi dari seseorang dengan hanya melihat luarnya saja? Kita hanya bisa lihat hatinya kalau kita tahu pikirannya, pandangan-pandangannya, rencananya, dll. Kemudian tinggal kita buktikan apakah orang itu jujur. Kalau pikiran dan mulutnya jujur seperti yang dia ucapkan, beri dia credit yang bernama kepercayaan.

2. Integritas

Mat 5:37 - Kalau ada seseorang yang berkata "ya" maksudnya "tidak", kita sudah tahu artinya apa. Apa yang dia ucapkan tidak sama dengan apa yang dia lakukan. Alkitab berkata kalau "ya" itu "ya", kalau "tidak" itu "tidak", di luar itu busuk. Coba kasih dia kesempatan yang kecil untuk membuktikan apakah dia bisa dipercaya atau tidak, baru kemudian bisa diberi kepercayaan yang lebih besar.

Pernikahan itu adalah one way ticket. Semua yang kita investasikan di sana tidak bisa ditarik kembali. Kita menginvestasikan seluruh hidup kita, bukan fifty-fifty. Oleh sebab itu, think of it seriously. Kalau kita saat ini sedang berada dalam satu hubungan dimana kita mulai melihat adanya indikasi-indikasi yang tidak baik, kita harus memikirkan hal ini dengan serius sebelum kita mengambil keputusan untuk melanjutkan atau mengambi keputusan yang lebih besar dalam relationship itu. Seseorang yang tidak punya integritas pasti tidak bertanggung jawab, dan dia tidak akan bisa dipercaya. Because without integrity, there won't be responsibility.

A man will fake intimacy in order to get sex, seorang pria akan berpura-pura intim untuk mendapatkan seks. Dan sebaliknya, a woman will fake sex to get intimate. Intimacy = in to me see = if you can't see into me, we won't be intimate. Kalau kita tidak bisa dilihat sampai ke dalam, kita tidak bisa dekat dengan seseorang. Dalam pernikahan, a man will fake intimacy in order to get sex, while a woman will fake sex to get intimacy (sebenarnya nggak pengen atau terpaksa, tapi demi supaya disayang-sayang akhirnya dilakukan juga, karena suaminya hanya bersikap intim kalau mau berhubungan seks saja). Tanpa adanya integritas (kalau "ya" "ya" dan kalau "tidak" "tidak"), bisa dibayangkan betapa parahnya suatu relationship itu karena di dalamnya penuh kebohongan.

Bicara soal integrity juga bicara tentang tanggung jawab. Pre marital sex adalah tindakan yang tidak bertanggungjawab, karena engkau mengambil sesuatu yang belum boleh engkau ambil. That's why engkau kehilangan kepercayaan pasanganmu, walaupun itu dilakukan atas dasar suka sama suka, karena engkau mengambil untuk keuntungan diri sendiri. This is not based on love, but lust. Ini bukan untuk menghalangi kita dari menikmati kebaikan, bukan pula sok being religious karena itu dosa, semua juga tahu kalau itu dosa. Tapi faktanya, alkitab berkata kalau engkau melakukan tindakan yang tidak bertanggungjawab, engkau akan kehilangan respect dan kehilangan kepercayaan. Kalau engkau, sebagai pria, pernah menyentuh pasanganmu sebelum waktunya, engkau akan kehilangan respek dari pasanganmu, makanya tidak heran kalau dalam pernikahan engkau tidak dihormati. Dan kalau istri tidak lagi dikasihi sebagaimana seharusnya seperti dirinya sendiri oleh suaminya, itu juga akibat dari pre marital sex, dia kehilangan respect dari suaminya.

Masturbasi: "Oh saya nggak membayangkan yang kotor, saya membayangkan istri saya..." atau apapun alasannya. Kenapa saya katakan bahwa masturbasi adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab? Saya baca dari hasil survei, begitu banyak persentase pria yang mengalami ejakulasi dini di dalam ranjang pernikahan, atau masalah seksual dalam pernikahan. Waktu saya selidiki, Roh Kudus berbicara dalam hati saya (saya tidak bisa buktikan secara scientific atau physical, bahwa masturbasi yang dilakukan oleh seorang anak muda kalau nanti dia menikah, akan mengakibatkan dia mengalami ejakulasi dini, tapi ijinkan saya share pikiran saya dengan saudara, kita tinggalkan argumentasi teologis dahulu...).

Kalau anda melakukan masturbasi, dengan siapapun imajinasi anda, anda sedang mengatur pace atau kecepatan anda mencapai tingkat kepuasan tertentu berdasarkan kepentingan dirimu sendiri. Sedangkan di dalam setiap hubungan, the basic fondation for success is to give. Berkorban, sacrifice is a big word, bahkan dalam hubungan seksual pun. Dalam hubungan seksual suami istripun, kalau anda mau masuk dengan niat ingin mengambil, then you won't enjoy happiness in your sexual relationship.

Kalau anda juga masuk dalam suatu hubungan bisnis dengan tujuan hanya untuk mengambil keuntungan sendiri, maka hubunga itu tidak akan berhasil. Ini berlaku termasuk juga dalam hubungan seksual. Kalau dalam hubunga seksual tujuannya hanya mau mengambil, you will never be happy. Orang yang terbiasa menyenangkan dirinya sendiri dan memuaskan dirinya sendiri dengan masturbasi, akan kelabakan menguasai dirinya sendiri dalam hubungan pernikahan. Sex is not about release, it's about sacrifice, to give. Dalam semua hubungan, kalau motivasinya bukan memberi, maka hubungan itu tidak akan berhasil. Kita tentu saja tidak mau berhubungan dengan seseorang yang hanya ingin mengambil dari kita. Ini benar-benar tersimpulkan dalam firmanNya "kasihilah orang lain sama seperti engkau mengasihi dirimu sendiri", kalau kita tidak mau diperlakukan seperti itu, ya jangan melakukan itu terhadap orang lain. Are you smart enough?

Jangan pernah percaya dia mengasihimu padahal dia maunya mengambil terus. Ada mitos yang terakhir... Banyak orang yang berkata, "Tapi bagaimana kalau dia adalah satu-satunya? Alkitab kan berkata waktu Adam tidur, cuma satu tulang rusuk yang diambil, hanya satu... Jangan-jangan dia orangnya, satu-satunya yang sudah Tuhan tetapkan..." Di dalam amsal dikatakan "Dia yang menemukan istri, menemukan kebahagiaan,", andalah yang menemukan. Tuhan tidak pernah berkata, "He/She is the one", saya tidak menentang kalau ada yang dapat mimpi atau nubuatan, tapi tidak ada ayat yang berkata "he/she is the one" apalagi the only one. Tuhan cuma kasih tau kita what kind of person we should marry (kualitas orang seperti apa yang kta harus nikahi), dan Tuhan juga memberitahu kualitas orang seperti apa yang jangan kita nikahi. Tuhan memberi guidelines, bukan berkata "he/she is the one".

Kalau anda adalah orang yang berada di posisi yang selama ini tidak memberitahukan kebenaran, menutupi kebenaran, tidak menjunjung tinggi kejujuran, tidak berkata "ya" diatas "ya" dan "tidak" diatas "tidak", hari ini, betulkan hubungan anda. Kalau anda mau hubunganmu work out seperti yang Tuhan inginkan dan sediakan buat anda, lakukan apa yang Firman Tuhan ajarkan pada anda. Kalau anda lakukan itu, maka anda membuka pintu pada kebahagiaan dan pada semua hal yang sudah Tuhan sediakan untuk anda. Just do it...

Sumber: Jose Carol's preach at JPCC

0 comments:

Apa Artinya "mengalami Dia"?

Monday, June 18, 2007 Fay 0 Comments

A conversation with someone... Late after midnight alias subuh-subuh... Kontemplasi sesaat...

Perumpamaannya kayak gini:
* Sahabat-sahabat kita = orang-orang yang "mengalami" kita, coz mereka bukan cuman kenal kita langsung, tapi juga berkomunikasi 'n berinteraksi ama kita.
Inilah yang bisa disamain kayak "mengalami" Tuhan.
* Orang-orang yang baca blog kita atau orang-orang yang mendengar tentang kita dari sahabat kita = orang-orang yang hanya punya pengetahuan tentang kita, tapi mereka nggak "mengalami" kita.
Ini bisa disamain kayak mengetahui prinsip-prinsip kebenaran, tau konsep-konsep tentang karakter Tuhan... tapi tidak "mengalami" Dia.

Sering kita denger istilah atau pembahasan yang terlalu "tinggi" sampe ga jelas gimana penerapan praktisnya... Tapi perumpamaan di atas itu yang paling deket ama kenyataannya.

Dulu pernah ada 1 kejadian ama sahabatku (sebut aja namanya L) waktu kuliah... ceritanya, dari tampangnya aku tau L ini lagi ada masalah yang bikin dia bete, cuman waktu aku tanyain dia ga mau cerita. Ya udah aku ga nanya lagi walo aku sebenernya pengen tau, coz mo cerita atau nggak itu kan hak (free will) dia. Abis itu God bilang kalo perasaan yang aku alami itu sama kayak perasaanNya, Dia pengen bisa berbagi tentang semuanya ama kita. Tapi ga semua orang mau berbagi ama Dia... 'n Dia ga bakal maksa coz Dia udah kasih kita free will... But the truth is, He wants us to share with Him, like He wants to share with us...

Dia nggak pengen kita berjalan sendirian dan berusaha melakukan semua perbuatan yang baik untuk menyenangkan hatiNya dengan kekuatan kita sendiri. Yang Dia inginkan adalah berjalan bersama kita, melalui semuanya bersama-sama... Coz Dia pengen berbagi ama kita... Itulah artinya "mengalami" Dia... bukan hanya sekedar mengetahui 'n memahami karakter dan kuasaNya, bukan hanya sekedar mengetahui dan menerapkan prinsip kebenaranNya, tapi mengalami keutuhanNya...

0 comments:

Senja Menjelang

Saturday, June 16, 2007 Fay 0 Comments

Terik yang meredup
Sisakan sedikit cahaya tuk jalan pulang
Senja datang
Menyentuh tepian rasa

Sudut-sudut penuh kenangan
Manis menjajari ingatan
Sosok-sosok yang berarti
Memenuhi ruang rinduku

Terpaku...
Meresapi untaian nama
Mereka-reka bayangan kasih
Tak dapat kugapai... tak dapat kupeluk...

Malam...
Bingkaikan mereka dalam kerlip bintang
Menyatu dalam rajutan doaku
Melekat dalam mimpi dan inginku

Ya... Inginku....

0 comments:

Kata "Harus"

Wednesday, June 13, 2007 Fay 0 Comments

Jujur, aku ga suka denger kata "harus", baek secara langsung maupun ga langsung, baek secara eksplisit atau implisit, baek secara terang-terangan atau ungkapan, yea you name it hehehe... Bahkan walo untuk hal yang baik... pasti aku jadi bete, walo kalo untuk hal yang baek yah aku cuman butuh waktu buat nenangin diri sebelum akhirnya nerima 'n ngelakuin hal yang di"harus"kan itu.

Apa itu artinya ego-ku tinggi? Atau punya bibit pemberontak? Hihihi... bu zhi dao deh...

Contoh pertama yang bikin aku nyadar kalo aku ga suka di"harus"in... Dulu waktu aku SD, kalo misalnya besoknya aku ada ulangan, pasti deh TV di rumah mati, trus dilarang tidur sampe malem banget tapi harus bangun pagi-pagi banget trus duduk di meja belajar (buat belajar off course). Tapi yang ada aku malah sering ketiduran di meja yang seharusnya buat belajar itu... hehehe... Trus kadang kalo mau ulangan atau ada tes apa gitu, sehari sebelonnya mamaku pasti nebakin aku, seringnya pake buku "Gemar Belajar" (pernah ada yang tau buku itu ga? Isinya pertanyaan-pertanyaan 'n ada kunci jawabannya). Aku ga suka model belajar ditebakin gitu... gatau rasanya sebel aja... Padahal ada kan orang yang kalo belajar malah terbantu kalo ada temennya yang nebakin materi yang udah dia baca? Nah, aku bukan orang yang seneng kalo ditebakin, bawaannya malah tambah bete hehehe... Kayaknya the whole method of studying itu sama kayak kata "harus" buat aku. Oh iya satu lagi, selaen itu sempet juga aku di-les privat-in di rumah. Yang terakhir ini lumayan mendongkrak prestasilah, dari yang sebelonnya ga masuk ranking 10 besar jadi masuk.

Pas SMP, maybe karna mamaku dah ga bisa lagi ngedampingin aku sedeket sebelonnya pas aku belajar, ke"harus"an itu melonggar. Kelas 2 awal itu aku belajar semau-mauku, belajar sambil jalan-jalan, sebentar nangkring di kursi, sebentar jalan mondar-mandir, sebentar sambil makan... (instead of sitting in front of meja belajar), kalo malem dah rada bosen ya belajar sambil dengerin radio, sambil sesekali ikutan nyanyi kalo lagunya enak (instead of belajar dalam kesunyian), belajar sampe malem tapi paling mentok ya sampe midnite-lah (instead of tidur ga terlalu malem 'n bangun pagi-pagi banget)... Hasilnya langsung drastis bow, aku langsung juara 1, sampe semua pada kaget... ortu murid yang laen pada nanya ke mamaku gimana cara belajarku... Giliran mamaku yang seneng tapi bingung ngejawabnya (hihihi...) coz cara belajarku itu bukan termasuk cara belajar yang serius, malah cenderung nyante atau ngasal hehehe... Tapi sejak itu mamaku ga pernah meng"harus"kan apa-apa lagi, aku belajar sesukaku, ga diatur, 'n aku tetep juara 1 sampe lulus SMP. Kalo SMA laen cerita bow soalnya pindah sekul ke Surabaya, which is persaingannya lebih berattt hihihi... Tapi cara belajarku tetep sama sampe kuliah hehehe... 'n tetep aja ga suka ditebakin hehehe...

Dan kata "harus" terakhir yang aku alamin (hari Minggu kemaren) sebenernya bobotnya lebih ringan dibanding ke"harus"an dalam hal belajar dulu itu. Kali ini "harus"nya berhubungan ama privasi 'n orang asing. Aku ga suka kalo ada orang asing (dalam arti orang itu belon kenal deket ama aku 'n aku juga belon kenal deket ama orang itu - dengan catatan aku emang butuh waktu rada lama buat bisa akrab ama orang laen) yang nyampein suatu hal dengan kata "harus" ke aku. Dalem hati aku mbatin, "Hey, who are you, really?" Bukan siapa-siapa tapi ngatur-ngatur... Tapi karna aku tau bahwa hal yang dia omongin itu adalah hal yang baek (aku bete coz pertama, orang ini masih a stranger buat aku, kedua, karna dia meng"harus"kan aku untuk hal yang udah aku pikirin 'n mau aku lakuin atas pemikiranku sendiri sebelomnya), so aku cuman diem aja, sambil nenangin diri... Tapi ya itu, sempet bete duluan deh hehehe...

Yea well... I still have to work on this hehehe.... Biar ga buang waktu buat ngerasa bete untuk hal-hal yang sebenernya ga perlu bikin aku bete... coz toh walopun "harus", tetep keputusan itu ada di aku kan? Hehehe...

0 comments:

Takdir

Wednesday, June 13, 2007 Fay 0 Comments

Inspired gara-gara baca salah satu tulisan waktu blogwalking... Trus inget kalo dulu aku pernah bertanya-tanya tentang hal yang sama... Intinya siy aku memang lagi mempertanyakan arti kehidupan, coz dari mata seorang anak SMP waktu itu, kehidupan sepertinya hanya sebuah sistem semata.

Apa lahir-jadi ABG-sekolah-kerja-merit-punya anak-jadi tua itu emang siklus hidup paten yang harus begitu aja dijalanin?

Apa ga ada variasi atau alternatif lain?

Dan setelah lama mikirin, aku sampe pada satu kesimpulan, kalopun aku ngejalanin siklus itu, aku harus ngejalanin semuanya dengan tujuan 'n dasar yang jelas, bukan sekedar menjalani karena itu harus dijalani. Tau ga kalo pemikiran yang "berat" ini cuman berawal dari rasa bosan ama rutinitas sekolah 'n ekskul pramuka yang aku ga suka? Hehehe... Tapi dari situlah perjalananku dimulai, mencari arti dari semua yang aku jalanin sampe saat ini. Sebelumnya aku pernah nulis hal yang similar, klik aja di sini.

Yap, for me, memang ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab, but I know that the answers is already in His mind. Aku ngerasa aman-aman aja walau saat ini aku nggak tau jawaban dari setiap hal yang belum jelas, coz I know that He's with me and I know that I can trust Him completely... Ada beberapa hal (yang ga menyenangkan) yang mungkin terjadi karena memang itu harus terjadi, atau karena kelalaian kita, atau karena kesalahan orang lain, atau karena diijinkan oleh Dia. Kayak yang aku pernah baca di bukunya Pak Pati Ginting "Segala Sesuatu Ada Dasarnya", nggak semua hal yang terjadi di dunia ini adalah rencanaNya, tapi ada hal-hal yang Dia ijinkan terjadi. I guess it's true.

Kita, yang adalah anak-anakNya, punya akses untuk bertanya dan meminta kebenaran padaNya. Dia pasti ngasih jawaban yang cukup. Kenapa aku bilang cukup? Coz like I've said, ada jawaban-jawaban yang kadang terlalu luas 'n ga bisa masuk ke otak kita yang kecil ini, so He asks us to believe in Him, dan kadang seberapa jelas jawaban yang kita terima juga bakal sama besar dengan kapasitas 'n kedewasaan kita. Itu sama aja kayak pemahaman anak kecil dan orang dewasa tentang sesuatu hal pasti beda, karena kapasitas pikiran, daya tangkap, dan kedewasaan mereka juga berbeda... dan akibatnya, responnya juga pasti bakal berbeda.

Sampe saat ini, aku cuman minta ke Dia to keep me in His track 'n walk with Him in everything. Aku pengen selalu punya alasan 'n tujuan yang jelas kalo aku ngelakuin something, coz Dia juga kayak gitu... Aku pengen menikmati sekaligus terus bertumbuh dalam proses kehidupan (sementara) ini. This life isn't a fixed program, coz we are not robots... there are choices 'n consequences... there is a beauty called creativity (coz He is a very bery creative God!) and there is peace if we keep hangin' on Him...

0 comments:

We Are His Children By His Grace

Friday, June 08, 2007 Fay 0 Comments

"Lalu Ia berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Markus 4:40)

Tadi malem waktu baca itu langsung kena deh hehe... Ada satu hal yang memang lagi aku pikirin 'n doain tentang future. Trus aku kan telpon mamaku, sempet juga ngomongin tentang hal ini... 'n lewat adanya issue ini juga aku jadi bisa encourage mamaku buat doain juga tentang ini 'n percaya kalo Tuhan itu tau apa yang terbaik, Dia bisa melihat big picturenya, sementara kita cuman bisa ngeliat sebagian aja, Dia juga tau kapan waktu yang tepat. Aku kasih contoh kayak kos baruku ini... Aku bilang kalo udah terbukti, Dia pasti buka jalan pada waktu yang tepat, 'n Dia pasti kasih yang terbaik. Sabtu pagi aku mo telpon papaku juga, mo ngobrol hehehe...

"perbuatan berbicara lebih keras daripada kata-kata" => it's really true... kita bisa bersaksi ama keluarga kita bukan dengan kotbah atau nyerocos tentang kebaikan Tuhan... tapi dengan membagi hidup kita ama mereka... Coz kalo Dia ada dalam diri kita 'n hidup kita, it should be naturally flows out to other people... Berdasarkan pengalamanku, aku ngerasa ga perlu menyediakan waktu khusus buat "menginjili" mereka, tapi aku perlu menyediakan waktu untuk stay connected ama mereka, buat ngebagi hidupku seperti yang sewajarnya coz I'm their daughter 'n they are my family, share my thoughts, share my happines, share my sorrows... Coz it's natural... Tapi yang ga kalah penting, we should listen to them too... coz kadang kita begitu semangatnya berbagi tentang diri kita sendiri sampe kita lupa memperhatikan gimana dengan mereka. Inget pepatah "People don't care how much you know until they know how much you care"... Kita sendiri aja pasti deh lebih mau dengerin orang yang kita tau kalo mereka bener-bener peduli 'n tulus ama kita daripada dengerin orang yang ga kita kenal, orang yang biasanya cuek ama kita (dateng cuman pas ada butuhnya doang), atau orang yang dengan dia kita ga ngerasa nyaman. It's just sooo natural... if He is in our life, if He is in us, then we can love them like He loves us...

Trus pagi ini kan ada staff chappel di kantor, yang kotbah Vetri Kumaseh. Dia ada bilang kalo kita ini punya hak sebagai warga kerajaanNya. Aku langsung nyambung, inget bahwa kita ini anakNya, 'n nyambung lagi ke how my dad treated me as his daughter... Tuhan udah ngasih nyawaNya buat kita... Kalo nyawaNya aja udah Dia kasih, apalagi yang laen... Dia ga bakal nahan-nahan sesuatu dari kita kalo Dia tau sesuatu itu baik buat kita 'n kalo waktunya tepat, Dia Bapa kita yang sangat menyayangi kita...

Kalo aku inget-inget sikap papaku... waktu dia tau aku sakit diare, di telpon pas aku mo mudik dia dah bilang mo bawain obat. Dan ternyata beneran begitu aku nyampe rumah, aku dah liat ada obat di meja, aku tinggal ambil... Sama kayak Dia, kalo Dia tau ada sesuatu yang kita butuhkan, Dia pasti kasih, kita tinggal ambil (dengan catatan sesuatu itu baik buat kita). Trus inget lagi waktu dulu papaku sempet nanya apa aku mau dibeliin hape baru, soalnya dia liat temen-temen kosku hape-nya canggih-canggih (dia ga mau aku ngalamin hidup susah kayak dia dulu, pengen apa-apa ga bisa beli, cuman bisa nelen ludah aja ngeliat temen-temennya yang laen), aku bilang ga perlu, soalnya yang aku pake juga masih ok, 'n emang aku ga terlalu peduli ama canggih ga canggih, pokoknya bisa menuhin kebutuhan ya udah. Papaku ga pernah ga ngasih sesuatu selama dia pikir itu baik buat aku, bisa buat aku berkembang, bisa buat aku lebih kreatif, bisa bikin aku seneng (ga dimanja berlebihan tentunya hehehe...). Tapi kalo kayak dulu misalnya aku pengen makan coklat 'n permen padahal aku masih batuk (ini ceritanya waktu aku masih kecil hehehe...) ya dia larang, kadang dimarahin juga coz aku bandel hehehe...

See, papa dunia aja kayak gitu, apalagi Dia yang punya hati Pemberi... Semua yang kita punya itu dari pemberian Dia... Dia bukan Tuhan yang menahan sesuatu yang baik buat kita. Kalopun kita harus menunggu untuk sesuatu yang kita inginkan, percaya aja kalo Dia punya alasan yang kuat, coz Dia bukan Tuhan yang suka mempermainkan 'n bukan Tuhan yang melakukan sesuatu tanpa tujuan. Satu lagi... kita kudu belajar percaya ama Dia karna Dia bisa melihat the whole big picture, sementara jangkauan penglihatan kita terbatas...

Dalam hal yang lagi aku doain ini aku belajar nerapin hal yang sama... Sama kayak Daud waktu mau berhadapan melawan Goliat, dia bilang, "Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Aku juga yakin kalo Tuhan yang sama, yang udah menyertai aku selama ini, yang udah membuktikan berkali-kali tentang pemberian yang sempurna pada waktu yang tepat... juga bakal menyertai aku 'n membuka jalan pada waktu yang tepat, karna rancanganNya sempurna... coz He is bigger than everything, bigger than our wealth, bigger than our problems, bigger than our brains, bigger than our ability, bigger than our dreams... so there's no need to be afraid... if we just believe... ^.^ Coz we are His children and we live becoz of His grace, and we live in His grace!!!

Thank You God... ^.^

0 comments: