The Right Motivation

Tuesday, September 18, 2007 Fay 0 Comments

Beberapa waktu yang lalu, aku ngelakuin satu hal dengan motivasi yang ga bener... Waktu ngelakuin itu, aku pikir aku udah ngelakuin hal yang bener, karna apa yang aku lakuin itu demi mengembangkan potensiku, demi mengejar (dan mencoba) sesuatu yang lebih baik. Selain itu ada beberapa keuntungan kalo misalnya hal ini beneran terjadi. Tapi ada satu ganjalan, di antara beberapa motivasiku ada 1 motivasi yang "cacat"... aku pengen sedikit melakukan "revenge" kalo misalnya hal itu udah kejadian...

Beberapa hari berlalu, tapi baru tadi pagi Dia ngingetin aku tentang ini... Aku baru nyadar bahwa sebenernya salah satu motivasiku itu ga bener. Sekarang siy sebenernya aku jadi bisa liat semuanya dengan lebih jelas... 'n aku jadi lebih ngeh juga kalo motivasi yang "cacat" tadi itu efeknya juga jadi mencuri my joy 'n my peace...

Plus ini juga karna aku barusan baca 1 bagian dari bukunya Max Lucado "Facing Your Giants" hehehe... asli tu buku bagus banget...

0 comments:

Fatherhood

Monday, September 10, 2007 Fay 0 Comments

Pernahkah anda bertanya, mengapa hubungan antara ayah dan anaknya lebih sering didengungkan dibanding hubungan antara anak dan ibunya? Ini bukan berarti yang satu penting dan yang lain tidak, tapi memang benar adanya bahwa hubungan antara seorang ayah dan anaknya itu adalah sesuatu yang vital, terutama bagi anak.

Anak membutuhkan figur seorang ayah untuk dapat bertumbuh, menjadi dewasa, dan berfungsi dengan maksimal sebagai seorang pribadi yang utuh. Anak laki-laki membutuhkan figur seorang ayah yang dapat dijadikan teladannya, agar dia dapat bertumbuh menjadi seorang pria dewasa dengan nilai-nilai yang benar dalam berbagai bidang kehidupannya. Sedangkan anak perempuan membutuhkan figur seorang ayah yang mengasihinya sedemikian rupa, sehingga dia bertumbuh menjadi seorang wanita dewasa yang mempunyai gambar diri yang benar, yang menghargai dirinya sendiri, yang tahu benar bagaimana dia seharusnya diperlakukan (dengan hormat) dan yang menjadikan hubungannya dengan sang ayah sebagai pedoman untuk berinteraksi dengan pria-pria dalam kehidupannya (entah itu teman, rekan kerja, atau pasangannya). Selain itu, seorang anak perlu untuk melihat dan mengalami, bahwa ayahnya dan ibunya saling menyayangi dan menghargai satu sama lain, karena hubungan antara suami dan istrinya sama seperti hubungan antara Dia dan jemaatNya. Dari hubungan antara ayah dan ibunya, anak juga belajar tentang bagaimana seharusnya nilai dan arti dari sebuah keluarga yang benar.

Kondisi ideal ini memang gampang untuk diucapkan, kita tahu kenyataan yang terjadi tidak seperti itu. Tapi, kita perlu ingat bahwa bagi Dia, tidak ada sesuatupun yang mustahil...

Iblis tahu bahwa segala sesuatunya berawal dari keluarga. Kehidupan seorang anak berawal dari keluarga, interaksi pertama seorang anak adalah dengan keluarganya, tempat anak belajar dan menyerap nilai-nilai kehidupan serta membentuk gambar dirinya, pertama kali adalah dari keluarganya, dan itulah yang akan mengakar kuat dalam dirinya sampai dia dewasa, entah dia sadar atau tidak. Karena itu iblis berusaha merusak titik awal kehidupan ini, dengan seks bebas, aborsi, kepahitan, kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, keegoisan, ketidakpedulian, nafsu, kebohongan, dan masih banyak lagi... Intinya, iblis berusaha mencegah munculnya generasi anak-anak Tuhan yang utuh dan menghidupi nilai-nilai kerajaan Allah, dengan berbagai cara.

Dia sangat rindu agar hubungan antara ayah dan anak ini dipulihkan. Dia ingin hati bapa-bapa kembali pada anak-anak mereka, dan hati anak-anak kembali pada bapa-bapa mereka. Karena Dia mengasihi kita sebagai seorang Bapa yang mengasihi anak-anakNya. Dan kita bisa berharap padaNya, karena FirmanNya adalah Ya dan Amin, janjiNya itu pasti digenapi... jika kita juga melakukan bagian kita, karena kita adalah rekan kerjaNya...

Kita tidak bisa mengubah hati seseorang, hanya Dia yang bisa... Tapi kita punya kuasa sebagai anakNya... Kita punya kuasa untuk mengasihi dengan kasihNya... Kita punya kuasa untuk memilih, apakah kita ingin memulihkan hubungan kita dengan ayah kita di dunia ataukah kita cukup puas dan tidak perduli lagi... Kadang kepahitan, kekecewaan, ataupun luka, membuat hati kita menjadi tawar, sehingga kita sama sekali tidak punya keinginan untuk memulihkan suatu hubungan... Tapi ingatkah kita bahwa Dia terlebih dahulu sudah menunjukkan bahwa kerinduan utamaNya adalah memulihkan hubungan?

Yesus datang ke dunia agar hubungan kita dengan Bapa dipulihkan. Sebelumnya kita tidak dapat mendekat pada Bapa karena Dia itu Kudus, dosa telah menjadi penghalang dan pembuat jurang pemisah antara kita dengan Bapa. KerinduanNya hanya satu, pemulihan hubungan. Bahkan pesan terakhir Yesus kepada murid-murid yang ditinggalkanNya juga agar semakin banyak pemulihan hubungan yang terjadi, agar semakin banyak orang yang dipulihkan hubunganNya dengan Bapa melalui darahNya.

Tidak masalah apakah kita adalah seorang ayah atau seorang anak. Pemulihan hubungan bisa dimulai oleh siapa saja. Dan kita sama-sama mempunyai teladan, karena Dia adalah Bapa, sekaligus juga seorang Anak. Saat kita mulai bergerak bersama-sama dengan Dia untuk mewujudkan kerinduan hatiNya (dan juga kerinduan hati kita), maka tidak ada yang mustahil karena Dia ada di pihak kita. Jangan pernah menyerah karena Dia juga tidak pernah menyerah atas kita. Setiap hal pasti membutuhkan proses dan waktu. Uniknya, dalam proses itu, yang akan berubah tidak hanya satu pihak, tapi kedua belah pihak... karena pemulihan hubungan pasti membutuhkan peran serta dari orang-orang yang terlibat dalam hubungan itu. Sama seperti pemulihan hubunganNya dengan kita, membutuhkan pengorbananNya, dan juga membutuhkan pertobatan serta iman kita kepadaNya.

Kerinduan yang sama itu pasti juga berada dalam hati kita... Bahkan jauh di dalam hati kita... karena saat kita menerima Dia dalam hati kita, hati kita diperbarui dan terus diselaraskan dengan hatiNya. Hanya saja mungkin kerinduan akan pemulihan hubungan itu tidak begitu terasa karena kerinduan itu sudah tertimbun dengan begitu banyak kekecewaan, kepahitan, kebencian, dan luka.

Kita perlu menerima dan mengalami kasihNya terlebih dahulu, baru kemudian kita dapat mengasihi orang lain dengan kasihNya itu. Karena kita tidak dapat memberikan sesuatu yang kita tidak punyai. Hanya kasihNya yang bisa membuat kita mengampuni dan mengasihi seseorang yang sudah menyakiti hati kita dan membuat hati kita menjadi tawar. Pertanyaannya adalah, maukah kita? Maukah kita menggenapi kerinduan hatiNya dan juga kerinduan hati kita sendiri bersama-sama dengan Dia?

0 comments:

How Do You See Yourself?

Tuesday, September 04, 2007 Fay 0 Comments

Today's Scripture
"As a man thinks in his heart, so is he" (Proverbs 23:7).
Today's Word from Joel and Victoria

Your imagination is extremely powerful. God created you as a visual being. Choosing the right images in your mind's eye is important because your life will move in the direction of your thoughts. The way you see yourself in your mind's eye, over time, will drop down into your heart and become your reality. If you'll create a picture in your imagination of something you want, or a dream coming to pass and keep it in front of you, then you will move in that direction. I encourage you to get up every morning and picture yourself succeeding!

Picture yourself healthy and whole! Picture yourself and your family not only being blessed, but being a bigger blessing to others. If you'll keep the right images in front of you, and always submit yourself to the Lord through prayer and thanksgiving, you'll move forward into the life of victory God has promised you.

A Prayer for Today
Heavenly Father, I come to You today and submit every area of my mind and heart to You. Search my heart and show me what images I need to change in my mind. Thank You for equipping me with everything I need to live a life pleasing to You. In Jesus' Name. Amen.

Sumber: milis

0 comments:

Eternal Song?

Tuesday, September 04, 2007 Fay 0 Comments

Few days lately I miss home so much... Maybe this is just an old song... but the truth is, it seems to be my eternal song... I couldn’t resist my tears when I thought about them... my parents, Miky, ko Lung and ce Iin, and my friends at Surabaya...

There were times when I didn’t feel that much about missing home, but when I’m alone, walking home to my dorm, or each time I remembered about my past memories with them, I just couldn’t deny that I really miss them... so much...

Actually... there was a thing that happened... at first it made me shaken, becoz I’m not usually comfortable with sudden changes nor like new challenges... but at another side I feel that I’m getting start to curious and have a hope about this, I wanna know if this is what He wants for me to do...

He had taught me a lot, and I can’t count how many times He had proven His faithfulness to me... I wonder what would it be if I’ve never walked on this journey... He had met me with new friends, new experiences, both sad and happy moments... I remembered that at first I often felt really lonely here... I remembered that sometimes I cried when I missed home and the people... Well, it’s not quite different now, sometimes I still cry too when I miss them, when I pray for them... And I’m still learning, still in recovering process from my past hurts, still hangin’ on His strength to make myself stronger, still have my hopes in His promises, still learn to see, realize and be thankful for His blessings upon me... Still walking forward...

There are people that He send to help and encourage me, to brighten up my days, and some other people might just came into my life so through them, I can choose to be more mature, more wise, and learn to forgive, to be healed from hurts, even tough it needs more time to be recovered completely. But once again, He proves that He is faithful... and His hands are long enough to hug me, to rise me up again and again... send His love for me through some special people... He’s not that far to remind me that all I have to do is to trust Him in everything... coz He’s my Almighty God...

0 comments: