About Indonesia
Tadi Pak Pati Ginting kotbah di all staff chappel... Dia ngebahas tentang semua krisis yang terjadi di Indonesia belakangan ini termasuk juga kondisi Indonesia yang tetep aja terpuruk. Fyi, Pak Pati Ginting ini dulu pernah kerja di DepKeu Indonesia 'n punya latar belakang punya interest ama hal-hal politik sebelum dia jadi pendeta, dia ngebahasnya konkrit, kritis, real, dengan dasar Firman, pokoknya mantep banget deh... (in my point of view, dia itu salah satu orang yang dipake Tuhan sesuai destiny-nya 'n interest-nya) Not as usual, biasanya aku ga terlalu tertarik ama topik-topik politik or nasionalisme, yah biasa aja getu... aku lebih tertarik ama isu-isu sosial budaya yang lagi hangat. Tapi tadi, omongan dia tu klik aja.. So I wanna share it with you...
Banyak orang, khususnya kalangan pendeta 'n orang-orang Kristen, yang ngebahas alasan di balik bencana dan musibah yang terjadi di Indonesia belakangan ini (mulai dari tsunami, gempa, dll...) dari sisi yang umum, seperti misalnya karna merajalelanya KKN, kenajisan, perjudian, dll. Tapi Pak Pati Ginting menggali lebih dalem lagi coz dia masih ngerasa ga puas dengan semua sudut pandang itu, and he founds that:
Ø Kurang tepat kalo penyebabnya KKN, karna dulu waktu jaman OrBa, KKN malah jauh lebih parah, tapi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa mencapai 12%
Ø Kalo tentang kenajisan, Thailand masih lebih parah ketimbang Indonesia, tapi Thailand bisa bangkit dari keterpurukannya.
Ø Perjudian? Malaysia lebih lagi daripada Indonesia, tapi mereka bisa bangkit dari keterpurukannya dan sudah bergerak menjadi salah satu negara maju.
Lalu kenapa Indonesia terus dilanda krisis berkepanjangan 'n tetap terpuruk?
Tidak ada akibat tanpa ada sebab... Salah satu sebab yang sering terluput dari perhatian adalah karena ketidakadilan terhadap umatNya yang diabaikan oleh hukum. Ingat kasus pemusnahan gereja-gereja di Situbondo? Sampai saat ini kasus itu dibiarkan begitu saja. Padahal sebelumnya isu perbedaan agama ini sangat sensitif dan dihargai.
Tuhan itu adil, dan keadilan Tuhan bakal tetep berjalan no matter what. Bencana-bencana yang terjadi itu bisa terjadi karena kita tidak berdiri sebagai orang benar yang membela orang-orang yang bersalah. Kita lebih sering mengeluh tentang mereka, kita lebih sering membela sesama orang benar. Sebenernya orang benar tidak perlu dibela, coz God sendiri pasti membela orang benar. Sama seperti Yesus yang datang bukan untuk orang benar tapi untuk menyelamatkan orang-orang berdosa, why? Coz orang benar udah bener, sama kayak yang butuh dokter itu orang sakit, bukan orang sehat. Yesus datang sebagai pembela, Dia menebus orang-orang yang berdosa seperti kita, supaya Dia menjadi Pembela Agung kita yang percaya pada karya penebusanNya. Karna keadilanNya, maka penghukuman itu tetap berlangsung kalo ga ada orang yang berdiri untuk membela. Ingat Musa yang berdiri sebagai pembela bangsa Israel di hadapan Tuhan?
Lalu kenapa bencana juga terjadi juga di wilayah "orang Kristen" seperti di Ambon, Nias, dan Nabire? Status sebagai orang Kristen belum tentu menyatakan bahwa orang-nya benar-benar hidup sebagai seorang percaya. Pak Pati Ginting menemukan fakta bahwa banyak pendeta di sana yang masih menggunakan kuasa-kuasa kegelapan dan mempunyai gaya hidup yang sama sekali bertolak belakang dengan status mereka sebagai orang Kristen. Dan keadilan Tuhan tetap berlaku atas mereka.
Sering tanpa sadar kita juga mengeluh tentang Indonesia (yea you know, pemerintahannya, ketidakjelasan hukumnya, keruwetan birokrasinya, dll dll... bisa serentetan daftar panjang gitu deh), kadang kita cuman asal celetuk aja, 'n kadang juga ada yang begitu kecewanya 'n begitu malunya jadi warga Indonesia sampe niat menetap di negara asing manapun asal ga di Indonesia. One truth about this, perkataan kita itu punya kuasa. Darimana lahirnya perkataan kita? Dari pemikiran dan sudut pandang kita! Ingat kenapa Sodom dan Gomora dimusnahkan? Bukan hanya karena dosa 2 kota itu, tapi lebih lagi karna banyak keluhan orang tentang 2 kota itu ("Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya." - Kejadian 18:20). Apakah kita mengucapkan kehidupan atau kematian terhadap negara kita sendiri? Karena kesejahteraan kita juga bergantung pada kesejahteraan tempat tinggal kita bukan?
Satu hal lagi yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lain yang juga minoritas Kristen atau orang-orang Kristennya diancam/dianiaya/diperlakukan tidak adil... Tingkat penganiayaan di Thailand dan Malaysia jauh lebih tinggi daripada di Indonesia, tapi mengapa Indonesia keadaannya jauh lebih terpuruk dibanding 2 negara itu? Negara Thailand dan Malaysia tidak didirikan dengan perjanjian persaudaraan. Indonesia didirikan dengan perjanjian persaudaraan, yang tercantum juga dalam Pancasila dan UUD 1945, bahwa kita sebagai warga negara Indonesia adalah satu, namun tetap menghargai perbedaan agama yang ada. Kuasa hukum atau kuasa perjanjian (covenant) itu besar sekali. Dan karena belakangan ini covenant itu mulai dilanggar, maka tidak heran jika akibatnya seperti yang terjadi belakangan ini.
Nasionalisme mungkin terdengar terlalu radikal bagi sebagian besar orang... Namun sesungguhnya definisi nasionalisme berawal dari sikap hati yang sederhana. Hidup kita adalah anugrahNya, namun apakah kita benar-benar menyadari, menghargai, dan mensyukuri kenyataan itu kalau ternyata dari pemikiran dan perkataan kita lebih mengungkapkan ketidakpuasan, kekecewaan, dan ketidakpedulian?
0 comments:
Post a Comment