Hadiah dari Pengharapan
Baru semalam tadi kulihat gadis ituDuduk menunggu di mejanya
Memainkan sendok dan garpunya di sisi piring
Tanpa menyentuh hidangan di hadapannya
Sejenak terpaku melihat jam tangannya
Sebelum dia mengulurkan tangannya
Menghantar sesendok mentimun keraguan
Berbaur dalam rasa hambar di lidahnya
Tangannya terulur menggenggam leher gelas
Seteguk cairan manis dengan serat harapan mengaliri dahaganya
Namun sedetik kemudian dia kembali terdiam
Memandangi pantulan wajahnya sendiri di gelas kaca
Hela nafasnya seakan menghentikan waktu
Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk menikmati makanannya
Suapan pertama… masih terasa hambar
Garam pun berkejaran diaduk di dalamnya
Suapan kedua… masih ada yang kurang
Gelapnya rasa manis bergabung dalam untaiannya
Sesaat saja sebelum gigitan terakhir…
Kembali dia menelan setengah gelas minumannya
Membasuh bibirnya yang sedikit berantakan
Sampai tak kusangka dia sedang menoleh ke arahku
Perlahan senyumnya mengembang
Walau matanya masih membiaskan tanya
Aku melangkah maju dan bersandar di mejanya
Memperlihatkan hadiah sederhana yang membuatnya berbinar
Apa yang kubawa untuknya?
Semangkuk ice cream coklat kesukaannya yang aku tahu akan menenangkannya
Dan siapa aku?
Aku hanya kurir dari tuanku yang bernama Pengharapan…
0 comments:
Post a Comment