Wicked Lies
Dimulai saat Hawa mendengarkan bisikan ular, terpaku pada satu buah dari satu pohon di taman itu... Hanya satu! Sampai akhirnya kita semua tau apa yang terjadi selanjutnya... Sounds familiar?Seringkali kita terjebak dalam jaring-jaring kebohongan yang ditenun iblis untuk mengunci kita. Kebohongan-kebohongan itu mungkin berawal dari sesuatu yang sederhana, namun saat kita menelan kebohongan pertama, maka kebohongan-kebohongan berikutnya akan lebih mudah terlihat sebagai kebenaran...
“Tidak ada yang mencintaiku”
“Aku terlalu jelek…”
“Aku tidak punya potensi”
“Aku tidak butuh orang lain, aku bahagia sendirian”
Daftar yang sangat panjang jika kita terus menuliskannya…
Saat itu Hawa tergoda oleh kebohongan pertama yang ditawarkan ular padanya, dia mulai berpikir apakah Allah memang menyembunyikan sesuatu darinya dengan melarangnya memakan buah dari satu pohon itu... Dia melupakan kenyataan bahwa dia sudah memiliki semua yang dibutuhkannya! Adam di sisinya, semua buah dari semua pohon di taman itu, kecuali satu pohon itu.. Dia terpaku pada apa yang tidak dia miliki dan lupa bahwa sebenarnya dia tidak membutuhkan 1 pohon itu karena semua yang dibutuhkannya sudah ada!
Iblis seringkali menggoda kita, mencoba mengarahkan pandangan kita pada apa yang tidak kita miliki, lalu mulai menanamkan benih-benih iri hati, rasa tidak puas, mengasihani diri sendiri,... yang pelan tapi pasti, mulai mengalihkan fokus kita pada kenyataan yang sebenarnya, bahwa kita masih memiliki begitu banyak hal untuk disyukuri! "Tapi tanpa satu hal itu hidupku tidak lengkap..." Siapa bilang? Tuhan, our Creator, Dialah yang paling tahu apa yang kita butuhkan dan kapan kita membutuhkannya. Kita sudah memiliki semua yang kita butuhkan di saat ini. Iblis dengan kelicikannya berusaha menggiring kita pada pemikiran bahwa semua yang sudah kita miliki itu belum berarti jika kita belum memiliki sesuatu hal tertentu (yang memang belum atau tidak kita miliki), pemikiran bahwa kita belum benar-benar bahagia jika kita belum memiliki satu hal itu, pemikiran bahwa satu hal itu jauh lebih penting dan lebih berharga dibanding banyak hal yang sudah kita miliki... Yea well, sez who???
Ketika Hawa mulai menelan racun pemikiran itu, dia menuruti bujukan iblis dan melanggar batas-batas kehidupan, kebebasan, dan kebahagiaannya sendiri dengan mengabaikan larangan Allah dan memakan buah itu... Tuhan memang menetapkan batasan-batasan dalam berbagai area kehidupan kita, namun batasan-batasan itu Dia buat untuk melindungi kebebasan, kehidupan dan kebahagiaan kita! Orang tua yang membuat batasan terhadap anaknya dengan melarang anaknya bermain-main di jalan, tentu saja untuk melindungi anak mereka dari resiko ditabrak oleh kendaraan. Batasan-batasan yang Tuhan buat adalah semata-mata untuk melindungi kita yang sangat dicintaiNya, agar kita tetap memiliki kebebasan yang sejati dan sukacita yang abadi.
"Penyesalan memang selalu datang terlambat..." Kalimat itu sudah sedemikian populer... Namun kalau kita bisa menghindari suatu kesalahan dengan belajar dari kesalahan sebelumnya, bukankah itu lebih bijak? Lihatlah betapa banyaknya berkat yang kita punya saat ini. Tidak salah kalau kita punya iman dan harapan untuk hal-hal yang belum kita miliki dan berusaha mencapainya, namun iman dan harapan itu harus tetap pada posisi yang seharusnya. Jika kita begitu terfokus pada hal-hal yang belum kita miliki sampai kita tidak bisa bersyukur dan menghargai hal-hal yang sudah kita miliki, itu berarti kita sudah termakan kebohongan iblis. Sebelum terjerumus lebih dalam... lebih baik sekarang kita berhenti sejenak dan merenungkan, seperti apakah pandangan kita saat ini terhadap hal-hal yang sudah kita miliki dan terhadap hal-hal yang belum kita miliki?
Jangan sampai kita kehilangan semua hal yang sudah kita miliki hanya karena kita tergoda oleh satu hal yang belum/tidak kita miliki, yang untuk mendapatkannya kita harus melanggar batasan-batasan yang sudah Tuhan tetapkan untuk kebaikan kita sendiri... Jadilah bijak saat ini, supaya kita tidak perlu menyesal di masa mendatang...
PS: Ini aku renungin abis baca bukunya Michelle McKinney Hammond
0 comments:
Post a Comment