Mengorbankan "Diri" demi Sesuatu yang Lebih Penting
Dalam sebuah hubungan, seringkali kita perlu mengorbankan ego kita demi keberhasilan hubungan itu. Ego di sini ga selalu berbicara tentang mementingkan diri sendiri, tapi juga mencakup keinginan, selera, dan juga harapan-harapan yang masih wajar 'n manusiawi...Dalam hubungan apapun, ada saatnya kita perlu mengalah, ada saatnya kita perlu mengesampingkan keinginan kita, ada saatnya untuk lebih berusaha memahami orang lain (dan tindakannya) dibanding berusaha membuat orang lain memahami kita (dan tindakan kita), ada saatnya kita perlu membuang ego kita dan meminta maaf (walaupun mungkin sebenarnya kita ga bersalah 100%, tapi kata maaf dan kerendahan hati seseorang diperlukan demi keutuhan hubungan itu), ada saatnya kita perlu berkorban... It's not easy at all... but it's worth for important relationships...
Dalam hubungan yang paling dekat seperti keluarga, ga jarang kita kecewa karna kata-kata, perlakuan, atau respon ortu terhadap kita, kecewa karna apa yang kita terima ga sesuai harapan kita. Di lain pihak, ortu juga pasti pernah kecewa karna kata-kata, sikap, atau respon kita terhadap mereka. Entah disengaja atau nggak, sepertinya banyak banget keinginan dan harapan yang nggak match...
In my family, aku pernah kecewa... dan aku tau papaku juga pernah kecewa... mungkin mamaku juga pernah kecewa... Dari sisiku, proses yang aku lalui demi pemulihan hubungan itu memang butuh usaha, dan ada "penyangkalan diri" juga, alias mengorbankan ego... belajar yang namanya kerendahan hati, belajar yang namanya respect ama otoritas, belajar bersyukur... Dan dalam proses itu aku juga belajar tentang karakterNya... Coz.. believe it or not, hubungan kita ama papa dunia kita itu berkaitan erat dengan hubungan kita ama Papa in Heaven... Seharusnya, hubungan antara papa dan anaknya di bumi itu mencerminkan hubungan manusia dengan Bapa di Surga. Tapi karna dunia ini sudah tercemar dosa, dibutuhkan pengorbanan dan penyangkalan diri untuk pemulihan hubungan itu...
Sama seperti yang sudah Dia sendiri lakuin... Dia mengorbankan diriNya, menyangkal diriNya, demi satu hal yang lebih penting dari semua itu... Demi pemulihan hubungan kita dengan Bapa... Bayangin aja Dia yang serba ga terbatas, harus hidup dalam daging, dalam segala keterbatasan sebagai manusia... Dia yang paling berkuasa di atas semuanya, masih taat ama pemerintahan dunia dengan membayar pajak... Dia yang ga pernah merasa lapar dan haus, jadi tau gimana rasanya haus dan lapar sebagai manusia... Setiap hal yang Dia lakukan... mengandung pengorbanan dan penyangkalan diri... bahkan sampai saat terakhir dimana Dia memilih untuk taat dan mengorbankan diriNya di salib walaupun sebelumnya Dia sangat ketakutan sampai berpeluh darah... Itu semua demi pemulihan hubungan! We can't walk alone, that's why we need to walk with Him, yang pernah melalui semuanya dan yang bisa mengajar kita bagaimana melakukannya dengan benar...
Waktu aku mulai lemah lagi, waktu aku mulai tidak perduli lagi tentang pemulihan hubungan atau peningkatan kualitas hubungan dengan orang-orang terdekatku... Apa yang udah Dia lakuin bener-bener mengingatkan aku bahwa aku ga sendirian, Dia pernah ngalamin apa yang lagi aku hadapi, Dia pernah menjalani proses yang sedang aku jalani... Dia sudah membuktikan bahwa Dia telah melakukan hal yang benar, dan tidak sia-sia (sekalipun ada banyak orang yang tidak mengerti arti pengorbananNya dan menganggap semua yang pernah Dia lakukan itu sia-sia). Dia sudah membuktikan bahwa kebenaran tetaplah kebenaran walaupun kebenaran itu ditolak dan tidak diakui sebagai kebenaran oleh orang-orang tertentu... Dan kuasa dari kebenaran itu tetap ada...
Tantangan yang kita hadapi mungkin beda, orang-orang yang kita hadapi mungkin beda, kadang mungkin kita pengen protes karna kita berpikir seharusnya orang lain-lah yang mengubah sikapnya, seharusnya ortu-lah (yang katanya udah banyak makan asam garam kehidupan, yang seharusnya memenuhi kebutuhan anak-anak, jadi tempat bergantung anak, bisa diandalkan, dll dan bukan sebaliknya...) yang memahami anak... Daftar ini bakal jadi sangat panjanggg kalo diterusin, coz yang namanya hubungan bukan cuman hubungan ortu dan anak, tapi juga hubungan persaudaraan, persahabatan, hubungan suami-istri, dll... Tapi kebenaran tetaplah kebenaran, dan kuasa dari kebenaran itu tetap ada... Apa yang kita tabur akan kita tuai...
Pertanyaannya cuma, maukah kita mengorbankan "diri" kita, taat dan berjalan bersamaNya dalam proses pemulihan / peningkatan hubungan kita dengan orang-orang yang berarti buat kita?
0 comments:
Post a Comment