Why Is It So Hard?

Wednesday, December 19, 2007 Fay 0 Comments

Berasa nggak kalau hidup kita kadang-kadang (atau mungkin sering) berat seolah-olah kita lagi berusaha melawan gravitasi bumi? Usaha itu kadang terasa sangattt berat saat kita lagi berjuang sendirian, tapi terasa lebih ringan saat ada orang lain yang juga berjuang bersama-sama dengan kita atau mendukung dan menyemangati kita.

Ilustrasi tentang kehidupan kita sebagai anakNya yang bergerak melawan gravitasi bumi ini aku dapet waktu kemaren malem baca sekilas buku yang ditulis ama Nindy Ellese “Hidup Bukan Teka-teki”. It’s true coz I’ve been experiencing that illustration. Kadang kalau kita lagi mengalami masalah atau lagi struggle tentang suatu hal, proses untuk melalui semua itu sangat membutuhkan fokus kita yang konsisten pada kebenaranNya dan arahanNya. Walau itu nggak gampang sama sekali, coz kadang kita masih sempat terbawa arus pemikiran dunia dan pemikiran negatif, yang berdasar pada ego, mengutamakan kepentingan sendiri, sindrom martir (mengasihani diri sendiri, melihat diri sendiri sebagai 100% korban dan orang lain sebagai 100% evil), dan masih banyak yang lain. Tapi seperti janjiNya, bahwa Dia akan selalu menyertai kita, we do have a choice to trust Him, and we can count on Him to get His help, supaya kita bisa bangkit lagi dan bisa mengarahkan fokus kita kembali pada kebenaranNya.

Memutuskan untuk hidup dengan melawan gravitasi bumi (segala hal yang berasal dari dunia yang sudah “jatuh” ini) memang butuh perjuangan, tapi bukan hal yang mustahil. Karena Yesus sendiri sudah bilang, Dia mengutus kita sama seperti mengutus domba ke tengah-tengah kawanan serigala. Can you imagine that? (bayangin dulu, jangan langsung baca kalimat lanjutannya…). Itu bukan berarti di sekeliling kita yang ada orang jahat semua, tapi itu berarti dalam menjalani kehidupan di dunia ini, ada banyak kesempatan dimana kita bisa saja mengambil keputusan yang salah, melangkah ke jalur yang salah, intinya ada banyak kesempatan dimana kita sangat mungkin membuat kesalahan.

But don’t panic… Dia nggak meninggalkan kita sendirian, ada Roh Kudus yang bisa membimbing kita. Terlepas dari kelemahan kita atau kesalahan-kesalahan yang sudah kita buat, kita masih bisa kembali ke trackNya. Ada yang pernah nyobain GPS? (saya nggak pernah tapi bisa ngebayangin hehehe…). GPS itu selalu memberi arahan supaya kita bisa sampai ke tempat tujuan kita. Tapi seandainya kita sudah salah jalan, GPS bisa memberi arahan supaya kita bisa tetap menuju ke tempat tujuan yang sudah kita set. Tapi tetep inget bahwa meskipun kita tetap bisa kembali ke track yang bener, itu bukan jadi alasan buat kita untuk menyia-nyiakan hidup kita dengan berpikir bahwa “toh ntar juga masih bisa balik, toh ntar juga masih ada kesempatan buat bertobat…” Hey, we never know when we’ll die…

The chance is now… only now… Kita perlu memutuskan untuk terus berbuat benar ‘n cepet-cepet balik kalau kita nyadar bahwa kita udah tersesat… Hidup kita adalah anugerahNya, kita adalah kepunyaanNya. Dia bertanggung jawab atas kita dan memelihara kita, pertanyaannya cuman apakah kita mau hidup dalam pemeliharaanNya atau nggak? Adalah sesuatu yang sulit kalau orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya dan bersedia memberikan petunjuk dan mendidik anaknya, sementara anaknya sendiri selalu memberontak dan berbuat sesuka hatinya sendiri… Tuhan juga membutuhkan kepercayaan dan ketaatan kita agar kita bisa menjadi partner kerjaNya untuk menggenapi rencanaNya lewat kehidupan kita.

Nggak perlu heran kalau kita harus struggle untuk melakukan hal yang benar, menjaga pemikiran yang benar, dan tetap memandang Dia. Itu wajar mengingat kita memang hidup melawan gravitasi dunia ini, dan kita diutus seperti domba ke tengah-tengah kawanan serigala. But remember this, we are not alone… Dia menyertai kita, Dia yang pernah mengalami semua yang kita alami hanya Dia nggak berbuat dosa, Dia yang adalah Pembela kita, Dia yang juga pernah menghadapi berbagai pilihan sama seperti kita tapi menjadi teladan kita dalam membuat pilihan yang benar…

Hidup benar itu memang butuh perjuangan, tapi Dia berjanji untuk memegang kita dengan tangan kananNya yang membawa kemenangan. Now, will we take His hands in this journey and trust Him?

0 comments:

God Has The Answer

Tuesday, December 18, 2007 Fay 0 Comments

You say: "It's impossible"
God says: All things are possible
(Luke 18:27)

You say: "I'm too tired"
God says: I will give you rest
(Matthew 11:28-30)

You say: "Nobody really loves me"
God says: I love you
(John 3:1 6 & John 3:34 )

You say: "I can't go on"
God says: My grace is sufficient
(II Corinthians 12:9 & Psalm 91:15)

You say: "I can't figure things out"
God says: I will direct your steps
(Proverbs 3:5- 6)

You say: "I can't do it"
God says: You can do all things
(Philippians 4:13)

You say: "I'm not able"
God says: I am able
(II Corinthians 9:8)

You say: "It's not worth it"
God says: It will be worth it
(Roman 8:28 )

You say: "I can't forgive myself"
God says: I Forgive you
(I John 1:9 & Romans 8:1)

You say: "I can't manage"
God says: I will supply all your needs
(Philippians 4:19)

You say: "I'm afraid"
God says: I have not given you a spirit of fear
(II Timothy 1:7)

You say: "I'm always worried and frustrated"
God says: Cast all your cares on ME
(I Peter 5:7)

You say: "I'm not smart enough"
God says: I give you wisdom
(I Corinthians 1:30)

You say: "I feel all alone"
God says: I will never leave you or forsake you
(Hebrews 13:5)

Sumber: www.jawaban.com

0 comments:

The Heart of a Father

Friday, December 14, 2007 Fay 0 Comments

Ko Lung (koko rohaniku) pernah bilang dulu waktu anak pertamanya baru lahir, “Begitu jadi papa atau jadi ortu, pasti deh jadi lebih bisa ngerti gimana hati Bapa buat kita...” I guess it’s true... Walopun belon ngejalanin, tapi paling ga dah kebayang hehehe... Coz posisi dia sebagai seorang papa itu kayak posisi Bapa di Sorga yang mempunyai kita sebagai anak-anakNya.

Alasan kenapa tiba-tiba jadi nulis blog tentang ini... it’s becoz barusan ada seorang papa yang juga orang kantor seruangan, waktu ditawarin molen (Tammy kan barusan dari Bandung) dia bilang mau dibawa pulang aja. Trus temen kantor laen ketawa bilang, “Ya ampun, molen tinggal satu biji mau dibawa pulang...” Trus orang ini bilang, “Ya gapapa, kan yang penting buat anak...” That simple statement knocked my heart...

Hmm... okay, I’ll be honest hehehe... aku pada dasarnya ga begitu sreg ama orang ini... Yah kalo boleh dibilang ni orang rada antik, ajaib... semua orang kantor udah tau dan walo awal-awalnya semua sering bete (termasuk aku hehehe...), lama-lama kita belajar maklum ama ke-ajaib-annya itu... Tapi sejak belakangan ini kalo hari Senen kan ada chappel (doa ‘n sharing bersama) per departemen. Di chappel kita itu dia mulai share soal kehidupan keluarganya yang dah mulai mengarah ke skeptis akut karena kepahitan ama orang-orang gereja, sampe akhirnya dia mutusin buat mulai ke gereja lagi ‘n mulai membangun pola pikir yang bener... Pelan-pelan kita bisa liat dia berubah... Kata-kata dia ga lagi tentang kepahitan melulu, ga lagi ngomongin ke-skeptis-annya tentang beberapa hal, pokoknya it’s get better...

Btw... dia dan keluarganya hidup pas-pas-an, udah punya anak satu (cewek). Dia pasang foto anaknya di layar monitor kompie dia di kantor (dulu aku cuman mikir orang ini kayak punya 2 kepribadian yang ga match... ga kebayang aja gimana orang kayak dia kok bisa sebegitu bedanya antara di kantor ama di rumah with his family – ini juga denger dari cerita beberapa orang kantor yang liat langsung perbedaan sikapnya itu).

But again... lewat chappel per departemen tiap Senen itu, juga lewat perubahan sikapnya, aku jadi malu sendiri... yea... who am I to judge him? Lewat dia, aku bisa ngeliat yang namanya God’s grace, kuasaNya buat mengubah hati seseorang yang paling keras kepala (dan paling antik) sekalipun. Plus... kayak yang barusan, lewat celetukannya yang sambil lalu itu, aku inget lagi tentang hati Bapa...

Jadi inget juga tentang papaku sendiri... Gimana usaha-usahanya dan semua yang udah dia lakuin, semua yang udah dia pikirin dan rencanain... dan yang bikin aku malu adalah sebelum ini aku pernah sempat mengeluh soal beberapa sikap dan karakternya yang masih berusaha aku pahami... I’m not gonna write the details here hehehe...

Those experiences juga jadi nyadarin aku... Memang semuanya itu tergantung sudut pandang kita... Kalo kita terlalu terfokus pada kekurangan-kekurangan seseorang, jadinya yang kita “tangkap” itu cuman kekurangan-kekurangannya aja. Padahal kalau kita mengubah fokus kita untuk ngeliat kelebihan-kelebihannya, kebaikan-kebaikannya, berusaha ngeliat yang di dalam hatinya... kita pasti bisa liat hal-hal yang lebih berarti ketimbang beberapa kekurangannya yang lain...

Papa-papa dunia aja kayak gitu... bahkan seorang papa kayak orang kantorku itu aja segitu baiknya ama anak dia, mendahulukan kebutuhan anak dia daripada dia sendiri... apalagi Bapa di Sorga... ini masih nyambung ama postinganku sebelumnya hehehe... Dia ga pernah bilang, “kamu boleh sedikit kuatir...” tapi Dia bilang, “Jangan kuatir (sedikitpun!), Aku yang memelihara kamu...”. Papa dunia, seterbatas apapun keadaannya, gimanapun juga pasti ngebelain anaknya dulu (kayak orang kantorku itu), lebih mentingin anaknya dulu dibanding dirinya sendiri... sementara Bapa kita itu ga terbatas... dan Dia udah ngebuktiin seberapa berharganya kita buat Dia dengan mengorbankan AnakNya sebagai yang sulung supaya kita bisa menjadi saudara-saudaraNya juga...

It’s the heart of a Father...
Hati seorang Bapa yang jelas-jelas akan membuat semua keraguan dan kekuatiran lenyap tak berbekas...

0 comments:

Persiapan Memasuki Tanah Kanaan - Steven Agustinus

Tuesday, December 11, 2007 Fay 0 Comments

Ketika Tuhan betul-betul membawa kita menyeberangi sungai Yordan rohani kita, di seberang sungai Yordan tersebut, di Tanah Perjanjian kita itu, akan ada begitu banyak raksasa yang lebih kuat dan lebih besar dari yang mungkin selama ini pernah kita hadapi dalam hidup kita.

Meskipun selama ini mungkin Anda sering mengalami banyak pergumulan dan masalah, akan tetapi itu semua belum sebanding dengan apa yang kita akan hadapi di depan sana. Itu sebabnya ketika Tuhan memberikan kita anugerah untuk dapat sampai pada titik di mana kita sekarang berada – di mana mungkin sebelumnya sudah banyak orang ataupun gereja lain yang sudah mencoba melakukan berbagai macam cara untuk juga dapat berada pada titik di mana kita berada dan menyeberangi sungai Yordan mereka, namun karena satu dan lain hal mereka mengalami kegagalan – ini waktunya kita memastikan bahwa kita tidak akan pernah mengalami kegagalan.

Karena itu, kita perlu memastikan bahwa segala sesuatu yang ada dalam hidup kita sudah siap sepenuhnya untuk menyeberangi sungai Yordan kita, karena di seberang sana ada 7 bangsa yang lebih kuat yang akan harus kita hadapi. Jika kita masih mengijinkan ada banyak ‘celah’ dalam hidup kita, suatu waktu celah-celah tersebut akan dapat dimanfaatkan oleh iblis. Merebut Kanaan bukan hanya berarti bahwa kita akan menikmati berkat, tetapi tujuan kita merebut Kanaan adalah untuk memastikan bahwa apapun yang menjadi tujuan Tuhan dalam hidup kita tergenapi. Itu juga berarti, beberapa dari Anda mungkin akan mulai dibawa oleh Tuhan untuk menyeberang dari aktivitas yang selama ini Anda anggap sebagai aktivitas rohani kepada aktivitas yang selama ini Anda anggap sebagai aktivitas sekuler, ataupun sebaliknya.

Tujuan Tuhan membawa kita menyeberang adalah agar apapun aspek hidup yang ada di kota kita akan betul-betul dapat kita tundukkan dan kuasai, agar kebenaran dapat sepenuhnya ditegakkan di sana. Untuk itu, pastikan kita terus membenahi area keinginan dalam hidup kita, area jiwa, maupun area ketaatan mutlak. Selama kita terus berjalan dalam ketaatan mutlak, selama itu juga kita akan melihat tangan Tuhan yang perkasa menopang dan menyertai kita.

1. Untuk kita melangkah dalam ketaatan mutlak, dibutuhkan pembaharuan akal budi.

Ketika Tuhan mulai membawa kita untuk merebut Tanah Kanaan yang Dia sudah sediakan bagi kita, kita akan mendapati ada banyak hal yang selama ini kita percayai sebagai sebuah kebenaran tapi ternyata kebenaran tersebut tidak lagi update buat kita.

Sebagai contoh: selama ini orang berpikir bahwa mereka melakukan bisnis untuk menghasilkan uang. Akan tetapi saya menghendaki agar setiap kita mulai memperbaharui akal budi kita, bahwa kita berbisnis bukan lagi sekedar untuk menghasilkan uang tetapi agar kita dapat bertemu dengan orang lain dan memastikan bahwa orang-orang lain pun dapat hidup di dalam kebenaran. Sebagai efek sampingnya, uangpun datang. Kalau tujuan dari segala sesuatu yang kita lakukan hanya untuk mendapatkan uang, pada akhirnya kita justru akan mengejar uang, dan sebagai akibatnya, kitapun dapat dengan mudah memanipulasi orang lain. Jika kita mengejar orang, kita akan memanfaatkan uang dan uang akan mendatangi kita, tapi pastikan konsep pikir kita diubah terlebih dahulu.

Di sinilah seringkali orang-orang Kristen mengalami kegagalan ketika mereka berusaha menyeberangi sungai Yordan dan merebut tanah kanaan mereka, karena apa yang selama ini mereka yakini dan percayai masih belum mengalami pembaharuan. Tuhan ingin agar kita bisa keluar dari 4 dinding gereja yang ada supaya kita dapat memberi pengaruh bagi komunitas di mana kita berada. Di komunitas, kita akan mulai berinteraksi dan berhadapan dengan banyak jenis orang – orang-orang yang fasik, orang-orang yang tamak, ataupun orang-orang yang menghalalkan segala macam cara untuk kepentingan pribadi mereka. Tanpa kita terus memperbaharui akal budi kita, tanpa kita sadari, secara perlahan tapi pasti kita akan mulai terseret oleh mereka dan akhirnya mengikuti jalan dunia ini. Jika kita sungguh-sungguh ingin mengubah dunia ini, jangan mengikuti jalan dunia ini tetapi ikutilah caranya Tuhan.

Akan tetapi, untuk kita bisa mengikuti caranya Tuhan, kita harus alami pembaharuan akal budi terlebih dahulu karena seringkali cara yang Tuhan sediakan jauh berbeda dengan jalan dunia ini. Jalan dunia ini mengajarkan bahwa untuk seseorang bisa naik ke atas, ia harus naik, akan tetapi Tuhan mengajarkan bahwa untuk seseorang bisa naik, ia harus turun terlebih dahulu. Ingatlah selalu akan hal ini: Kesuksesan sejati hanya bisa kita nikmati ketika kita ada dalam ketaatan mutlak, dan untuk kita dapat melangkah dalam ketaatan mutlak dibutuhkan pembaharuan akal budi.

Karena itu, ijinkan firman-Nya terus menuntun hidup kita karena jalan yang akan kita lalui di depan sana sangatlah berbeda dengan jalan yang pernah kita lalui sebelumnya (Yos. 3:1-5).

Ketika tabut Tuhan yang diusung oleh para imam Lewi mulai berjalan, Tuhan berfirman: “Beri jarak 2000 hasta dan kemudian kamu harus langsung mengikuti.” Maksudnya adalah, supaya mereka dapat mengetahui jalan mana yang harus mereka ikuti – biarkan firman melangkah terlebih dahulu dan kemudian melangkahlah di belakangnya. Saya percaya Tuhan sudah memberikan firman-Nya bagi kita untuk kita dapat mulai menyeberangi sungai Yordan kita dan merebut Tanah Kanaan kiat. Yang kita perlu lakukan hanyalah terus belajar melangkah mengikuti arahan yang Tuhan beri, dan untuk itu kita membutuhkan ketaatan mutlak dalam hidup kita. Jika ada satu aspek saja dalam hidup kita yang belum mengalami pembaharuan, di aspek itulah kita pasti akan mengalami kesulitan – atau bahkan gagal – untuk berjalan dalam ketaatan mutlak.

Cobalah renungkan sejenak: aspek apa dalam hidup Anda yang sampai pada hari ini membuat Anda masih mengalami kesulitan untuk taat? Selama Anda terus mengijinkan pembaharuan akal budi terjadi dalam hidup Anda, selama itu juga Anda akan dapat terus melangkah dalam ketaatan, di aspek apapun juga.

2. Untuk melangkah dalam ketaatan mutlak dibutuhkan ketergantungan penuh terhadap Tuhan.

Sebelum Tuhan – lewat Yosua – memerintahkan orang-orang Israel untuk merebut Kanaan, generasi yang terdahulu pernah menerima perintah yang sama lewat Musa tetapi mereka gagal melakukannya. Demikian pula, mungkin sebelum Tuhan memerintahkan kita untuk menyeberangi sungai Yordan dan merebut Tanah Kanaan kita, perintah yang sama pernah Tuhan berikan kepada generasi sebelum kita, tetapi mereka belum dapat mewujudkannya. Meskipun kita mungkin tidak memiliki contoh atau teladan yang dapat kita ikuti, Tuhan justru memanggil kita untuk berjalan dalam ketaatan, sehingga kita meninggalkan jejak kaki yang akan dapat menjadi teladan untuk diikuti oleh orang-orang lain, dan akan ada lebih banyak orang lagi yang akan mulai melakukan apa yang kita lakukan, sehingga dengan demikian Kerajaan Sorga akan diperluas.

Karenanya, bangun terus ketergantungan kita terhadap Tuhan, karena ketergantungan terhadap Tuhan dan ketaatan mutlak akan selalu membawa kita di jalan kemenangan-Nya. Apa yang menjadi pergumulan Anda saat ini, bisa dengan mudah engkau kalahkan. Karena itu, ijinkan Tuhan secara pribadi mulai berbicara kepada kita, memberikan arahan dan melatih kita. Bangun terus persekutuanmu dengan Tuhan agar level ketergantunganmu terhadap Tuhan semakin hari semakin meningkat. Ketika Tuhan mulai perintahkan kita untuk melakukan sesuatu, mari kita belajar berkata kepada Tuhan: “Give me Your strategy.” Ingat baik-baik, setelah kemenangan yang gemilang atas Yerikho, Israel justru mengalami kekalahan telak ketika menghadapi Ai, karena mereka tidak mencari Tuhan untuk menanyakan strategi-Nya terlebih. Sebelum menghadapi Yerikho, Yosua mencari Tuhan dan Israel mengalami kemenangan. Ketika mereka akan menghadapi Ai, Yosua menetapkan strateginya sendiri berdasarkan pengamatan yang ia lakukan secara manusiawi. Sebagai akibatnya, Israel pun kalah telak.

Selama Tuhan selalu bersama kita, kita akan dapat menghadapi apapun yang harus kita hadapi. Bahkan meskipun persiapan yang kita lakukan belum sepenuhnya sempurna, kita akan tetap bisa melakukan banyak hal, karena Tuhan ada bersama kita. Karena itu, terus bangun persekutuanmu dengan Tuhan dan pastikan kita menggantungkan pengharapan kita hanya kepada Dia.

3. Ketaatan mutlak yang harus kita wujudkan, harus muncul dari setiap aspek hidup kita.

Dengan kata lain, seluruh aspek hidup kita (aspek rohani, manusiawi, keluarga, ekonomi) harus betul-betul dipastikan ada dalam dimensi ketaatan mutlak, karena selama kita ada dalam ketaatan mutlak, kita akan selalu menikmati perlindungan ilahi. Satu pertanyaan yang saya ingin ajukan kepada setiap Anda: Apakah beberapa waktu terakhir ini Anda mengalami kesulitan dalam mendengarkan suara Tuhan? Jika Anda mengalami seakan-akan Tuhan mulai jarang berbicara kepada Anda, cobalah ingat kembali kapan terakhir kalinya Tuhan berbicara kepadamu dan apa yang Tuhan katakan terakhir kali, sebelum selama sekian waktu Dia “membisu” dalam hidupmu. Jika engkau ingin mendengar Dia berbicara kembali kepadamu, lakukan saja apa yang terakhir kali Ia perintahkan untuk engkau lakukan maka Ia akan kembali berbicara kepadamu.

Jika Anda mulai jarang mendengar Tuhan berbicara akhir-akhir ini, itu berarti ada satu aspek ketidaktaatan dalam hidupmu yang masih belum engkau tanggulangi. Bereskan sekarang juga, jangan tunda terlalu lama, karena semakin lama engkau menunda untuk berjalan dalam ketaatan, semakin besar bahaya yang akan engkau hadapi. Karenanya, pastikan engkau terus membenahi setiap aspek hidupmu dan mulailah melangkah di dalam ketaatan.

Tuhan sedang membuka sebuah lembaran yang baru bagi Gereja-Nya; ada atmosfir dan anugerah yang baru yang Dia sediakan bagi kita. Mungkin kita akan menghadapi tantangan yang baru, tetapi kita juga akan menerima anugerah yang baru. Mungkin kita akan melihat musuh yang baru, tapi kita juga akan melihat Dia yang menyertai kita akan mencurahkan kuasa yang baru. Karenanya, ini waktunya kita terus memperbaharui akal budi kita dan mempersiapkan hidup kita sedemikian rupa, sehingga seluruh aspek hidup kita ada dalam ketaatan mutlak.

4. Untuk dapat melangkah dalam ketaatan mutlak, kita membutuhkan arahan yang akurat.

Level ketergantungan kita terhadap Tuhan harus terus diperbaharui, sehingga kita bisa dengan akurat mendengar apa yang Tuhan perintahkan. Tuhan sedang menantang setiap kita untuk terus belajar menerima arahan yang akurat dari sorga setiap hari. Ingatlah selalu: Manusia hidup bukan dari roti saja tapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Apapun yang Tuhan katakan, biarlah itu yang mulai kita dengar dan lakukan, karena kepuasan yang sejati baru akan kita nikmati ketika kita berjalan di dalam ketaatan. Selama kita tahu bahwa kita sedang terus berjalan dalam ketaatan mutlak, kita akan selalu menikmati kepuasan hidup, di dalam Dia. Dengan kita mengetahui secara pasti apa yang Tuhan ingin untuk kita lakukan dan kita melangkah dalam ketaatan mutlak, meskipun ada banyak tantangan yang akan kita hadapi, tantangan tidak akan pernah melemahkan kita. Sebaliknya, tantangan justru akan membuat kita menjadi semakin bergairah.

Jangan pernah tergoda untuk melakukan apa yang engkau lihat orang-orang lain lakukan, karena belum tentu itu yang Tuhan perintahkan kepadamu. Jika engkau melakukan apa yang orang lain lakukan – meskipun apa yang engkau lakukan tersebut adalah hal yang baik – tetapi jika bukan itu yang Tuhan perintahkan kepadamu, sesungguhnya engkau sedang melakukannya dalam ketidaktaatan. Karena itu, marilah kita belajar menyelidiki hidup kita, apakah kita sedang melakukan apa yang Tuhan perintahkan dalam hidup kita, karena inilah titik yang paling menentukan, yang akan membuat kita ada di dalam perlindungan Tuhan sepenuhnya atau justru berada dalam bayang-bayang si jahat. Jika kita berada di tempat di mana kita tidak seharusnya berada, kita pasti akan selalu mengalami pergumulan di sana. Lambat laun, kitapun akan mulai merasa lelah dan kehilangan sukacita untuk mengerjakan apa yang sedang kita kerjakan tersebut.

Sebaliknya, jika kita tahu dengan pasti bahwa kita sedang melakukan apa yang Tuhan perintahkan untuk kita kerjakan, sukacita pasti akan selalu ada di sana. Selama kita berjalan dalam ketaatan, Tuhan akan selalu menyertai untuk memberi kekuatan, anugerah, dan sukacita. Apapun masalah yang menghadang, akan selalu ada pertolongan dari sorga untuk membawa kita menang atas setiap masalah.

Ini waktunya kita melakukan penyesuaian terakhir (final adjustment); ada suatu periode yang Tuhan berikan kepada kita sebelum Ia betul-betul membawa kita melewati lautan lepas, dan kita akan mulai melihat bahwa apapun yang Tuhan ingin kerjakan, akan dapat Ia selesaikan lewat kita Gereja-Nya. Pastikanlah dari waktu ke waktu, hati kita terus tertuju kepada kebenaran dan kita terus mendengarkan perintah dan arahan-Nya, karena dari sanalah kita akan alami bahwa Tuhan sendiri yang akan membawa hidup kita semakin naik dalam kemuliaan-Nya, sampai kita menyelesaikan setiap rencana-Nya dalam hidup kita.

Sumber: www.openheavenministries.org

0 comments:

The Whole Point

Monday, December 10, 2007 Fay 0 Comments

God doesn’t have limit
Then why we limits ourselves?

Look at The Great One
Then you will see that your troubles are not so big anymore
And you know that you can handle them
Becoz He is in you… You are His Holy temple…

Pemikiran yang berputar-putar dan tidak mengarah pada pengambilan keputusan adalah nama lain dari kekuatiran.
Pemikiran yang membuat kita terus berkubang dalam kebingungan dan asumsi-asumsi negatif serta masa depan yang suram adalah nama lain dari ketakutan.
Dia tidak pernah berkata, “Kamu boleh sedikit kuatir”, tapi Dia jelas-jelas berkata, “Jangan kuatir (sedikitpun!), Aku yang memelihara kamu.”
Dia adalah Bapa yang bertanggung jawab atas kita anak-anakNya.

Kita ada dalam pemikiran-pemikiranNya
Kita merasa takut hanya karena kita belum dapat melihat rencanaNya di depan kita
Tapi rencana itu ada, dan akan menjadi nyata pada waktu yang tepat
Dia hanya meminta kita untuk percaya dan punya iman

Dia memberikan berkatNya pada saat kita tidur
Karena pada saat itulah kita berserah
Karena saat itulah kita tenggelam dalam damai sejahteraNya
Saat tangan kita terbuka untuk menerima
Tanpa terhalang oleh ketakutan, kekuatiran, ketidakpercayaan, dan keraguan

Sama seperti seorang bayi yang sering menangis
Mungkin dia menangis karena merasa tidak enak, lapar, popoknya basah, lonely, dan lain-lain
Tapi orang tuanya pasti tidak akan tinggal diam, coz everything is under their controll
Mereka pasti memastikan bayi mereka aman, tidak kekurangan apapun juga, dan tidak terlantar
The baby is just okay and he will be just fine, terlepas dari kondisi apapun yang sedang dia rasakan
Karena orang tuanya bertanggung jawab atas dia dan mencintai dia

Orang tua dunia aja kayak gitu… apalagi Dia…

He is near
As close as you breath
As close as your prayers

Dia nggak menuntut kita untuk jadi sempurna
Dia hanya meminta kemauan dan iman kita
Supaya Dia bebas melakukan pekerjaanNya di dalam kita dan menyempurnakan kita

That's the whole point...

0 comments:

Feminin Gak = Lemah

Wednesday, December 05, 2007 Fay 0 Comments

Okay I have to admit... ternyata yang selama ini bikin aku ogah berpenampilan girly (hahaha... topik hangat antar JCers cewek nih hihihihi.... toss Jie 'n Delly!) adalah karena aku berpikir berpenampilan "girly" atau yang "cewek" banget itu identik dengan lemah. Yah terlepas dari perbedaan selera dan perbedaan tingkatan "girly" itu sendiri (Hei, yang bikin penilaian 'n tingkatan-tingkatan itu kan orang, 'n selera orang juga beda-beda, jadi ga bisa diterapin ke semua orang coz it's a very subjective topic), ternyata ada pemikiranku yang perlu dibenahin sedikit hehehe...

Baru tadi pagi, aku ngobrol ama Berlian, cewek Batak (yang lebih keliatan "Jawa" daripada "Batak"nya hehehe...) yang super feminin (sekos ama aku) waktu kita lagi mau berangkat bareng ke kantor. Nggak cuman aku yang menilai dia amat sangat feminin, semua orang kantor juga. Pokoknya penampilannya "cewek" banget deh, from top to toe, kadang pake rok, always pake high heels, wah pokoknya di kantor ga ada yang se-feminin dia. Buttt, dia kerjanya as a researcher, yang kadang kudu pergi ke sana kemari pake kendaraan umum buat riset narasumber. This is the thing that amazed me hehehe... Dia emang suka sih jalan-jalan gitu, suka ketemu orang baru, tapi baru kali ini aku ngeliat dengan nyata cewek yang feminin buangeddd (pake "d" 3 kali tuh biar mantepp hihihi...) ternyata bisa juga jadi orang lapangan (which is not my type, I'm an office person hehehe... terbukti dulu dah nyoba 3 bulan jadi orang lapangan bikin aku jadi stress 'n cape jiwa hehehe...).

Ini yang ngebuktiin kalo feminin itu nggak sama dengan lemah, atau harus mehe-mehe. Sebelumnya aku mikir aku nggak mau keliatan mehe-mehe makanya nggak mau tampil "girly", nggak mau keliatan "lemah" atau dipandang "inferior" makanya ogah "girly". Lagian emang dasarnya aku casual siy kalo sehari-hari hehehe... Tapi gara-gara topik hangat yang sempat menjadi bahan perdebatan di YM conference ama anak-anak forum (dan setelah sebelomnya hangat dibahas di blog Enjie), akhirnya jadi mulai nyadar aja (nyadar bareng-bareng ceritanya hehehe... dan berniat bareng-bareng juga hihihi...) buat mulai lebih memperhatikan penampilan diri sendiri as women hehehe... (tozz lagieee!!!)

Temen-temen cewek yang lagi senasib seperjuangan ama aku (you know who you are, don't you? hihihihi...) jadi bikin tambah seru suasana. Ada yang mau belajar make up, ada yang membongkar koleksi baju "girly" lama yang dulu pernah dibeliin sodaranya tapi ga pernah dia pake, ada yang berniat mulai beli baju "girly", hehehehe... seruuuu... soalnya bareng-bareng hihihihi...

Okay girlz... siapa bilang kita ga cantik? Hajarrrr...!!! Hihihihihihihihihi... Tunjukin nyali kita!!! Hidup Cewekkkkk!!!!! Huahahahahaha....
*sambil menggulung lengan baju sok macho*

"Ealah... teuteup deh...."
(Berubah itu kan juga butuh proses... hihihihihi... sabar dunk... ulat juga butuh waktu sebelum dia berubah jadi kupu-kupu.... hihihihi...)

0 comments: