Why Is It So Hard?

Wednesday, December 19, 2007 Fay 0 Comments

Berasa nggak kalau hidup kita kadang-kadang (atau mungkin sering) berat seolah-olah kita lagi berusaha melawan gravitasi bumi? Usaha itu kadang terasa sangattt berat saat kita lagi berjuang sendirian, tapi terasa lebih ringan saat ada orang lain yang juga berjuang bersama-sama dengan kita atau mendukung dan menyemangati kita.

Ilustrasi tentang kehidupan kita sebagai anakNya yang bergerak melawan gravitasi bumi ini aku dapet waktu kemaren malem baca sekilas buku yang ditulis ama Nindy Ellese “Hidup Bukan Teka-teki”. It’s true coz I’ve been experiencing that illustration. Kadang kalau kita lagi mengalami masalah atau lagi struggle tentang suatu hal, proses untuk melalui semua itu sangat membutuhkan fokus kita yang konsisten pada kebenaranNya dan arahanNya. Walau itu nggak gampang sama sekali, coz kadang kita masih sempat terbawa arus pemikiran dunia dan pemikiran negatif, yang berdasar pada ego, mengutamakan kepentingan sendiri, sindrom martir (mengasihani diri sendiri, melihat diri sendiri sebagai 100% korban dan orang lain sebagai 100% evil), dan masih banyak yang lain. Tapi seperti janjiNya, bahwa Dia akan selalu menyertai kita, we do have a choice to trust Him, and we can count on Him to get His help, supaya kita bisa bangkit lagi dan bisa mengarahkan fokus kita kembali pada kebenaranNya.

Memutuskan untuk hidup dengan melawan gravitasi bumi (segala hal yang berasal dari dunia yang sudah “jatuh” ini) memang butuh perjuangan, tapi bukan hal yang mustahil. Karena Yesus sendiri sudah bilang, Dia mengutus kita sama seperti mengutus domba ke tengah-tengah kawanan serigala. Can you imagine that? (bayangin dulu, jangan langsung baca kalimat lanjutannya…). Itu bukan berarti di sekeliling kita yang ada orang jahat semua, tapi itu berarti dalam menjalani kehidupan di dunia ini, ada banyak kesempatan dimana kita bisa saja mengambil keputusan yang salah, melangkah ke jalur yang salah, intinya ada banyak kesempatan dimana kita sangat mungkin membuat kesalahan.

But don’t panic… Dia nggak meninggalkan kita sendirian, ada Roh Kudus yang bisa membimbing kita. Terlepas dari kelemahan kita atau kesalahan-kesalahan yang sudah kita buat, kita masih bisa kembali ke trackNya. Ada yang pernah nyobain GPS? (saya nggak pernah tapi bisa ngebayangin hehehe…). GPS itu selalu memberi arahan supaya kita bisa sampai ke tempat tujuan kita. Tapi seandainya kita sudah salah jalan, GPS bisa memberi arahan supaya kita bisa tetap menuju ke tempat tujuan yang sudah kita set. Tapi tetep inget bahwa meskipun kita tetap bisa kembali ke track yang bener, itu bukan jadi alasan buat kita untuk menyia-nyiakan hidup kita dengan berpikir bahwa “toh ntar juga masih bisa balik, toh ntar juga masih ada kesempatan buat bertobat…” Hey, we never know when we’ll die…

The chance is now… only now… Kita perlu memutuskan untuk terus berbuat benar ‘n cepet-cepet balik kalau kita nyadar bahwa kita udah tersesat… Hidup kita adalah anugerahNya, kita adalah kepunyaanNya. Dia bertanggung jawab atas kita dan memelihara kita, pertanyaannya cuman apakah kita mau hidup dalam pemeliharaanNya atau nggak? Adalah sesuatu yang sulit kalau orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya dan bersedia memberikan petunjuk dan mendidik anaknya, sementara anaknya sendiri selalu memberontak dan berbuat sesuka hatinya sendiri… Tuhan juga membutuhkan kepercayaan dan ketaatan kita agar kita bisa menjadi partner kerjaNya untuk menggenapi rencanaNya lewat kehidupan kita.

Nggak perlu heran kalau kita harus struggle untuk melakukan hal yang benar, menjaga pemikiran yang benar, dan tetap memandang Dia. Itu wajar mengingat kita memang hidup melawan gravitasi dunia ini, dan kita diutus seperti domba ke tengah-tengah kawanan serigala. But remember this, we are not alone… Dia menyertai kita, Dia yang pernah mengalami semua yang kita alami hanya Dia nggak berbuat dosa, Dia yang adalah Pembela kita, Dia yang juga pernah menghadapi berbagai pilihan sama seperti kita tapi menjadi teladan kita dalam membuat pilihan yang benar…

Hidup benar itu memang butuh perjuangan, tapi Dia berjanji untuk memegang kita dengan tangan kananNya yang membawa kemenangan. Now, will we take His hands in this journey and trust Him?

0 comments: