Cinta Pertama

Sunday, June 07, 2009 Fay 0 Comments

Ini bukan judul lagunya si BCL loh hihihi... Gara-gara kemaren sempet baca artikel tentang kehidupan pernikahan di salah satu website Kristen luar, dia ngebahas soal cinta mula-mula. Pasti pernah ngerasain dunk kalo baru aja deket atau fall in love ama seseorang, kayaknya perasaan meluap-luap, full of sparkles... Tapi setelah hubungan dijalanin beberapa tahun, tambah ke belakang kok kesannya berasa tambah "datar" ya? Pernah bertanya-tanya kenapa bisa gitu ga?

Pasangan yang menikah juga katanya kayak gitu, tambah lama berasa tambah "datar"... Sebenernya ini normal atau ga siy? Trus pernah mikir ga kalo kejadian kayak gini juga kita alamin dalam hubungan kita ama Tuhan? Waktu awal-awal kita bisa berhubungan ama Tuhan (istilahnya kasih mula-mula itu) kayaknya serba yang berbunga-bunga 'n berapi-api. Kayaknya kita bener-bener berani menantang segala bahaya dan tantangan, bahkan berani mati demi Tuhan. Tapi tambah lama berasa tambah "datar"....

Sebenernya bukan tambah datar siy... itu adalah proses yang alami. Cinta atau kasih itu bukannya memudar atau menghilang, tapi bermetamorfosis menjadi cinta / kasih yang lebih tenang, untuk memunculkan kesempatan meningkatkan kualitas hubungan kita. Coba bayangin seandainya kita ama pasangan berbunga-bunga 'n menggebu-gebu terus kayak waktu awal, kita ga bakal pernah mengakui adanya perbedaan pendapat, persepsi, belajar mengampuni, belajar berkorban, belajar mendahulukan kepentingan pasangan, belajar bagaimana berargumentasi dengan benar, ya atau ya? =p Kalo kita ngalamin cinta mula-mula terus, kita nggak bakal menjejak bumi, yang ada ngawang mulu.

Inget ga gimana pengalaman kita waktu ngalamin kasih mula-mula ama Tuhan? Yang ada juga kita ngawang mulu, ngelakuin hal-hal yang waktu itu menurut kita bener tapi seringkali kita ga nyadar bahwa apa yang kita lakuin itu kadang ngawur, ga punya etika, 'n mengganggu orang lain, ya istilahnya kurang berhikmat =p ya atau ya? I know did =p

Justru setelah masa cinta mula-mula itu berlalu, kita menjalani masa pendewasaan diri. Ini berlaku baik dalam hubungan ama pasangan atau dengan Tuhan. Kita mulai belajar tentang bagaimana merubah pola pikir kita, belajar berinteraksi, belajar saling mengenal lebih dalam, belajar mengendalikan diri, belajar bagaimana kita bisa membuang karakter-karakter yang buruk 'n mempunyai karakter-karakter yang benar, dsb. Proses pendewasaan diri ini ga bakal bisa terjadi saat kita masih mengalami cinta mula-mula yang "ngawang" itu. Intinya, cinta mula-mula itu hanya sebagai pembuka, awal dari suatu proses dalam sebuah hubungan.

Nah yang jadi masalah adalah persepsi kita tentang tahap yang baru ini. Ada banyak orang yang menyangka kalau mereka udah ga ngerasa berbunga-bunga lagi, ga menggebu-gebu lagi, berarti cinta itu udah hilang. Kalo ama pasangan, mereka mungkin mulai mempertanyakan apakah bener si dia ini jodoh yang tepat, atau bahkan mulai mencari seseorang yang baru lagi, yang membuat mereka bisa mengalami cinta mula-mula lagi, karena mereka berpikir cinta itu = cinta mula-mula. Kalau udah ga ngerasain seperti cinta mula-mula berarti udah ga ada cinta lagi. Dan gawatnya pola pikir yang kayak gini mengakibatkan banyak perceraian, semata-mata karena mereka punya pola pikir yang salah tentang cinta. Pola pikir seperti ini membuat kita ga bisa melangkah maju menuju hubungan yang lebih dewasa 'n hubungan yang berpotensi untuk menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Kalo kita udah mempunyai pola pikir yang bener tentang cinta / kasih mula-mula ini (think of it as an opening, not the whole journey of love), kita bakal bisa meresponi dengan benar saat kita sudah melewati masa-masa cinta mula-mula itu dengan terus belajar menuju kedewasaan dan terus disempurnakan sesuai dengan gambarNya, sesuai dengan rencanaNya.

"Commitment is a part of love, they can not be separated. Love without commitment to grow is just plainly a childish love." (Fay)

0 comments: