Goncangan: Bagaimana Kamu Memandangnya?

Monday, November 19, 2007 Fay 0 Comments

"Adanya goncangan membuat kamu akan dapat melihat apa yang tidak tergoncangkan."

Kata-kata itu muncul begitu aja di pikiranku waktu aku lagi ngerenungin tentang satu hal... I'm sure it was from Him... and it's true... Seringkali kalo kita lagi ngalamin goncangan dalam satu area kehidupan kita, pada awalnya mungkin kita jadi ikutan labil, jadi nggak tau mau ngapain, jadi mempertanyakan tentang banyak hal, pikiran jadi penuh, kadang jadi ngeblank, dan mungkin ada sedikit keinginan untuk lari atau meninggalkan semuanya. Well... I did... but I just don't wanna stuck in here...

Ada maksud yang jelas dari perkataan yang menyarankan agar kita tidak mengambil keputusan apapun saat kita sedang labil atau emosi. Karena pada saat labil atau emosi, tingkat kesadaran kita lagi rendah, kita lagi berada dalam keadaan tidak menguasai diri sendiri 100%, dan itulah yang menyebabkan kemungkinannya besar bagi kita untuk mengatakan atau melakukan hal-hal yang nantinya akan kita sesali, hal-hal yang sebenarnya tidak kita inginkan.

Hal pertama yang aku temukan tidak tergoncangkan adalah Dia... Dia selalu ada untuk aku. TanganNya selalu terbuka dan telingaNya selalu mendengarkan... Aku selalu dapat bersandar padaNya karena Dialah Satu-satunya yang tidak tergoncangkan oleh apapun... apa yang bisa menggoncangkan Dia? Aku ingat salah satu sms dari Santi (temen forum di Bandung): "Dia yang menopang alam semesta tidak akan membiarkan kita jatuh."

FirmanNya di Roma 8:35-39 yang bilang "Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." itu emang bener...

Semua hal lain yang ada di dunia ini adalah hal-hal yang sementara, hanya Dia yang kekal... Adalah sebuah pilihan yang sangat disayangkan kalau kita bisa dipisahkan dari Dia hanya karena hal-hal yang sementara... Kenapa disebut "pilihan"? Karena itu adalah pilihan kita. Sebenarnya memang nggak ada yang bisa memisahkan kita dari Dia, tapi... kalau kita lebih memilih hal-hal yang sementara, maka hidup kita pun akan terlepas dari yang kekal dan akan terikat pada yang sementara itu. Mungkin kita nggak mengalami seperti yang dialami Paulus, tapi aku pikir mungkin yang paling dekat dengan yang sering kita alami istilahnya adalah "kesesakan".

Saat mengalami "kesesakan" - pikiran penuh, bimbang, gatau musti ngapain, menyalahkan orang lain, menyalahkan diri sendiri, pengen give up, dll... - seharusnya kita lebih mendekat padaNya, bukannya malah menjauh dariNya. Becoz He is the Way and the Truth. Dia akan menyingkapkan apa yang sebenarnya terjadi dan Dia akan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh.

Hal kedua yang tidak tergoncangkan adalah janjiNya. "Ask and you will receive..." Semua dimulai dari hati. Jika kita ingin melakukan hal yang benar dalam setiap area kehidupan kita, kita sangat bisa meminta petunjuknya 'n pimpinanNya. Masih kurang? Dia bahkan bilang bahwa Dia akan meneguhkan dan menolong kita, memegang kita dengan tangan kananNya yang membawa kemenangan (Yes 41:10 - "janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.").

Kadang orang yang kita percayai pun juga mempunyai saat-saat labil dalam hidupnya, sama seperti kita. Dan pada saat-saat labil, seringkali kata-kata atau tindakan kita semua tidak bisa benar-benar dijadikan patokan atau dipegang teguh. It's just a matter of humanity. That's why pada saat satu atau beberapa area dalam hidup kita goncang, kita harus memegang teguh yang tidak tergoncangkan, supaya kita nggak ikutan goncang, tapi menemukan damai sejahtera dan tuntunanNya.

Ada perkataan yang sangat mengena dalam setiap saat goncang atau saat pergumulan yang kita alami, ini aku dapet kemaren dari orang yang kotbah di gereja: "It's not about the start, but are you finishing well?" Bukan masalah awalnya, tapi apakah kita bisa menyelesaikan dengan baik? Karena setelah awal akan ada proses, dan setiap perkembangan atau kemajuan dalam proses itu juga membutuhkan waktu. Kita bisa menjadi tidak sabar, atau kita bisa memandang waktu ini sebagai kesempatan untuk mendukung munculnya buah-buah Roh... Yeah come on, just be realistic, kesabaran akan muncul kalo kita melatihnya pada saat-saat dimana respon "lama" kita adalah tidak sabar. Kesabaran nggak akan muncul kalo kita nggak pernah ngalamin saat-saat dimana untuk menjadi sabar itu butuh usaha keras. Hal yang sama juga berlaku untuk melatih buah-buah Roh yang lain.

Saat kita menerima Tuhan, Dia memberikan kita hati yang baru, hati yang menginginkan keselarasan dengan kehendakNya. Tapi selanjutnya adalah bagian kita untuk mengabaikan atau mendukung keinginan hati yang baru itu.

Are you shaking right now? Find The Unshakeable and walk through it!

0 comments: