It's Not Gonna Last Forever
Terinspirasi dari kotbah Pastor Jeffrey Rachmat kemarin, plus juga baca artikel dari boundless barusan... I think He really want me to understand that I am on my journey, and He's got totally controll of my life.
Seringkali saat keadaan kita lagi sulit atau kita ngerasa stuck, kita jadi lebih gampang untuk berpikir pesimis... Beberapa kali saya pernah merasa seperti itu... Sepertinya keadaan yang sedang saya alami akan berlangsung seperti itu terus selamanya, nggak ada titik cerah yang menunjukkan tanda-tanda positif akan adanya perubahan yang lebih baik... Tapi setiap kali saya mengalami perasaan itu, Dia selalu mengingatkan saya akan beberapa hal yang membuktikan bahwa itu nggak benar, it's just my own thoughts... Kadang saya jadi ingat perjalanan saya sendiri beberapa tahun sebelumnya, kadang ingat perjalanan hidup orang lain, dari situ saya jadi refresh lagi dan jadi mulai semangat lagi, coz I know He's not finished with me...
Salah satu kisah di Alkitab yang paling menguatkan saya soal ini adalah kisah perjalanan panjang Yusuf. Berawal dari tinggal bersama keluarganya, papa yang sangat menyayanginya, kondisi keuangan yang kaya, lalu dia mulai memasuki proses yang membentuk karakternya dan dia mulai dipersiapkan Tuhan untuk rancanganNya yang besar (dipersiapkan Tuhan sebagai seseorang yang ikut menentukan masa depan suatu bangsa). Dijual sebagai budak, dibawa ke negeri antah berantah, sendirian, dijadikan pengurus rumah, digoda istri tuannya, dituduh atas kejahatan yang nggak dia lakukan, dipenjara, sampai akhirnya dipanggil ke istana Firaun, dan sampai dia menjadi orang kedua di Mesir! Bayangkan berapa tahun dia harus menjalani semua proses yang "nggak enak" itu...
Pasti dia juga pernah bertanya-tanya pada beberapa titik dalam kehidupannya:
- Apakah mimpinya sewaktu kecil itu hanya bunga tidur semata?
- Apakah dia hanya akan menjadi budak selamanya?
- Apakah karirnya hanya mentok sebagai orang yang dipercayai kepala penjara?
- Apakah dia hanya jadi orang yang terlunta-lunta selamanya?
- Apakah dia sudah tidak bisa bertemu lagi dengan keluarganya untuk selamanya?
But... he choose to stand still... Dia memilih untuk tetap setia, tetap berfokus pada Tuhan, melakukan yang baik... dan Tuhan menyertai dia, sehingga apapun yang dia lakukan selalu berhasil, dari mulai pekerjaan "rendah" sampai pekerjaan yang menuntut lebih banyak tanggung jawab -menjadi orang kedua di Mesir- Tuhan selalu menyertai dia.
Mungkin ada saat-saat dalam kehidupan kita dimana kita ngerasa mentok... bosan dengan keadaan kita yang "begini-begini aja". Kita jadi mulai mempertanyakan apakah semua ini akan berubah suatu saat nanti... apakah impian kita akan menjadi nyata atau hanya akan menjadi impian abadi (selamanya hanya menjadi impian di otak)... Jawabannya enggak.
If we are still alive in this world, it means God is not finished with us. Dia punya rancangan atas kita sebelum kita lahir. Yang namanya sebuah proyek, pasti rancangannya ada terlebih dahulu jauh sebelum proyek itu mulai dipersiapkan dan dilakukan. Sama seperti kita, sebelum kita ada, Dia sudah tahu hari-hari yang akan kita lalui di depan sana.
Manusia memang nggak bisa menyelami pekerjaanNya dari awal sampai akhir. Masalahnya adalah karena kita belum bisa melihat gambaran besarnya, kita kadang jadi pesimis, takut, atau ragu-ragu. Padahal Dia sudah tahu lebih dulu dan Dia bilang bahwa masa depan kita penuh harapan.
God created each of us with very spesific plan, that's why He made us very differently. Nggak perlu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, atau jalan hidup kita dengan orang lain, coz
God have different purposes in us, 'n dengan begitu proses yang dibutuhkan untuk membuat kita dapat menggenapi rancanganNya atas kita itu juga berbeda-beda.
Kenapa Tuhan menyuruh Nuh untuk membangun bahtera, bukannya Musa?
Kenapa Tuhan menyuruh Musa untuk membawa keluar bangsa Israel dari Mesir, bukannya Abraham?
Kenapa Tuhan menginginkan Salomo yang membangun "Rumah Tuhan", bukannya Daud (yang sudah menawarkan diri)?
Tuhan punya rancangan yang begitu spesifik atas masing-masing kita. Dan nggak ada gunanya kita mempersoalkan kehidupan orang lain atau membanding-bandingkan kondisi kita dengan orang lain.
We need to get focus on our own journey and on His spesific plan upon us. Dia tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk karakter kita dan mempersiapkan kita lewat beberapa masa kehidupan kita. Mungkin satu masa harus kita lalui selama 5 tahun, lalu masa berikutnya 2 tahun, and maybe we'll never know exactly... Bayangkan berapa tahun Abraham menunggu janji Tuhan digenapi (bahwa Dia akan punya anak dan akan menjadi bapa dari banyak bangsa)? Years!
Apapun keadaan yang sedang kita jalani saat ini, susah atau senang, semuanya nggak akan berlangsung selamanya. Satu saat nanti (mungkin satu hari lagi, satu minggu lagi, satu bulan lagi, satu tahun lagi, atau beberapa tahun lagi) pasti ada perubahan... ada masa yang baru, ada harapan yang baru, coz God mau membawa kita terus bergerak dari kemuliaan kepada kemuliaan...
It only needs our faith and our faithfulness to make us get there.
Let's take courage to keep on walking with faith in Him... Coz we are in our journey, a journey which God intended for us, to shape us, to prepare us for His big plan ahead... Keep His peace and His joy, to let your hope staying alive in you... coz
God need you as His working partner. He is not finished with you, so
don't ever quit and give up before He tell you to quit... And if He tell you to quit, it means you're gonna "live happily ever after" in Heaven hehehe... So come on rise up!
0 comments:
Post a Comment