Membenci Itu Perlu

Wednesday, January 09, 2008 Fay 0 Comments

Tunggu dulu, jangan buru-buru menuding saya lagi kepahitan hehehe…

Waktu saya mudik Desember tahun lalu, saya melihat papa saya lagi merawat tanaman-tanamannya. Papa saya tahu bahwa untuk menjaga tanaman-tanamannya tetap sehat, menarik, dan terus bertumbuh subur, tidak cukup hanya dengan memberi pupuk, menyiram, menempatkannya di bawah sinar matahari, dan sesekali mengganti tanahnya. Ya, ada satu hal lagi yang dia dilakukan, mencabut bagian daun-daun yang sudah rusak atau layu.

Untuk menjaga agar tubuh kita tetap sehat dan terus bertumbuh kuat, kita tidak hanya perlu mempunyai pola makan yang benar, makan makanan yang bergizi, dan berolahraga. Tapi kita juga perlu membenci makanan-makanan atau hal-hal dan juga gaya hidup yang bisa menurunkan kualitas kesehatan kita (menciptakan benih penyakit dalam tubuh kita, menggerogoti organ tubuh kita, membuat tubuh kita rentan terhadap penyakit, membuat tubuh kita tidak dapat berfungsi maksimal). Membenci di sini bisa diibaratkan seperti mencabut hal-hal yang merugikan itu. Nggak masuk akal kalau kita mengharapkan kondisi tubuh yang fit dan bebas penyakit, sementara kita tetap mempertahankan kebiasaan-kebiasaan atau gaya hidup yang tidak mendukung harapan itu.

Sama juga dengan kehidupan rohani kita. Kalau kita mau dipakai Tuhan secara maksimal sebagai perpanjangan tanganNya, tidak cukup hanya dengan memasukkan input-input kebenaranNya dalam hidup kita, tapi kita juga harus membenci hal-hal yang menghalangi tercapainya tujuan atau keinginan kita itu. Hal-hal itu bisa berupa kebiasaan atau gaya hidup, pola pikir, karakter, dan sikap kita yang tidak selaras dengan kebenaranNya.

Apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai. Kita tidak hanya harus memasukkan input-input yang benar ke dalam diri kita, tapi kita juga harus mengeluarkan hal-hal yang salah dalam diri kita. We shall love the things from Him and hate the things from evil. Sudah sewajarnya kita mencintai kebenaranNya dan membenci dosa.

Apakah bisa dikatakan kita membenci suatu hal jika kita tidak mau membuang hal itu dari hidup kita?

Apakah bisa dikatakan kita membenci suatu hal jika kita terus mempertahankan dan tidak mau menghentikan hal itu, membiarkannya untuk terus berlanjut?

Jika kita butuh kekuatan, Dia pasti menolong kita, karena seharusnya kita tidak lagi berjuang dengan kekuatan kita sendiri, tapi dengan kuasaNya yang bekerja di dalam kita. Dan dalam hal ini “membenci” adalah bagian dari “mencintai kehidupan”.

0 comments: