High Expectation

Friday, May 23, 2008 Fay 0 Comments

"Kadang kita marah bukan karena semata-mata perbuatan seseorang, tapi karena apa yang dilakukan orang itu tidak sesuai dengan harapan kita"

"Sometimes we get angry not only because of someone's act, but basicly because what he or she had done doesn't fulfil our expectation."

Barusan aja ada seseorang yang ngomong di depan umum... He was (kinda like) preaching about a topic... and for a few minutes he was making joke about something that actually not a joke's material. Memang tingkat kesensitifan atau kepekaan tiap orang itu beda-beda. Ada hal-hal yang menurut satu orang itu biasa dan menurut orang lain itu sensitif. Tapi aku tau topik yang dia becandain itu adalah topik yang serius buat beberapa orang, dan menurutku itu bukan topik yang pantas buat dijadiin bahan becandaan atau sindiran... but he said it very lightly, seolah-olah itu udah jadi hal yang umum 'n lucu... (yah maybe lucu buat dia, tapi buat orang lain belon tentu).

Jadi inget... Kejadian kayak gini cuman salah satu contoh simple tentang begitu gampangnya kita bisa bete atau maybe kepaitan ama orang lain... terutama kalo kita punya high expectation ama orang itu. Di lingkungan Kristen, sebut aja yang sering terjadi, ada anggota komsel yang kecewa ama ketua komselnya, ada jemaat yang kepaitan 'n kecewa beratttt ama pendetanya, dll...

Memang, keputusan untuk kecewa atau enggak, keputusan untuk kepaitan atau enggak, itu pilihan kita. But think of it this way to make it easier... Tuhan udah mengingatkan kita untuk ga mengandalkan manusia, untuk ga memuja atau mengidolakan manusia... those are for an important reason, to guard our heart. Coz mau pendeta atau ketua komsel atau bos atau orang penting atau artis atau siapapun juga yang sering di sorot 'n jadi pusat perhatian... they are really no different than us, we are all human. Kita semua manusia yang bisa berbuat dosa, coz kita masih punya daging. We still have flaws. We still have a possibility to do sins because we are still have flesh. Ni bukan buat dijadiin alasan supaya kita bisa membela diri 'n membenarkan kesalahan-kesalahan kita. But this is a reality that we have to remember when something happen and it makes us realize that we have too high expectation on someone.

Kesalahan orang-orang yang disorot atau yang jadi pusat perhatian emang keliatan gedeeee banget coz mereka ada di posisi puncak. Plus, mungkin karena dia udah banyak ngelakuin hal-hal yang baik, jadinya kita bikin image dia di otak kita tu udah kayak angel... Kita ga pernah berpikir atau mengira bahwa someday dia bisa ngelakuin suatu kesalahan yang levelnya berat. Padahal dia juga sama kayak kita... we are all no different... Yang bikin perbedaan itu cuma God... Yang satu-satunya bener itu cuman Dia... Kita juga dibenarkan oleh Dia... bukan karena perbuatan kita atau karena siapa kita di mata dunia...

It is really true that when we think about everything until the deepest level, we can only admit that it's not about us at all... It's all about Him...

Kita bisa meneladani karakter-karakter positif yang dimiliki orang lain. Kita udah selayaknya bersyukur kalo kita deket ama orang-orang yang punya karakter atau sifat atau perspektif yang bisa diteladani. But on the other side, we shall guard our own heart... and remember that basic reality... and keep our eyes on Him, yang telah membenarkan kita, dan terus menyempurnakan kita dalam proses-proses yang kita jalani sepanjang hidup kita di dunia yang sementara ini...

0 comments: