Kisah Sang Telaga
Tenggelam di tengah alunan hening malamMenyusuri riak diri dan rasakan belaian angin
Dingin... kadang hanya ingin diri membeku
Dan biarkan waktu melaju tanpaku
Terbasuh aliran air mata
Tergores kerinduan dan angan-angan
Kekuatanku meluluh...
Seakan tak sanggup meredam seribu satu tanya yang bergejolak
Metamorfosa ini... mungkin tak akan berakhir
Sampai diri menguap di ujung jalan sana
Tapi jemariku ingin memanjat keluar
Rasakan debur lautan lepas tempat kelahiranku
Hantaman bebatuan membuatku tersadar
Aku terperangkap di dalam sini...
Langkah-langkahku membuat gelombang tak terarah
Tak ada jawaban... tak ada jalan keluar...
Saat kuterkulai dan nyaris menyerah
JubahNya jamahiku dalam suara hujan
Hujaman air menerjangku dari kekelaman langit
Tiba-tiba aku terangkat... meluap sampai ke darat
Telapak kakiku menggenangi bebatuan yang tadi menghalangiku
Membanjiri lumpur dan lumut yang sering membuatku tergelincir
Menyentuh tanah retak dan kaki-kaki tanaman menjalar
Tapi tubuhku sudah lelah... kubiarkan saja menghanyut ikuti arus
Kilatan cahaya buatku tersadar
Aku mencium bau yang sudah lama kurindukan
Walau tak secepat anak panah... langkahku memacu
Dan ragakupun melebur dalam pelukan maha luas
.....
Irama tarian hujan rupanya telah mengantarku kembali ke rumah...
0 comments:
Post a Comment