Unik 'n Spesifik
Another meaningful lesson from "Kungfu Panda" movie:Benih pohon cherry teuteup bakal jadi pohon cherry, ga peduli seberapa besarnya kita berharap benih itu bakal tumbuh jadi pohon apel atau pohon jeruk.
Itu omongan Master Oogway ke Master Shifu, sebelon Master Oogway terangkat ama daun-daun pink... waktu Master Shifu mempertanyakan soal si Poo (Kungfu Panda).
Simple tapi dalem... Khususnya buat ortu kali yah... coz masih banyak ortu yang bukannya berusaha mengenali benih apa yang Tuhan titipin ke mereka, tapi malah memaksakan harapan mereka sendiri ke benih itu. Padahal yang ciptain benih itu kan Tuhan, Dia yang ngasih setiap anak kemampuan, talenta, dan keunikan-keunikan lain yang memungkinkan anak itu untuk menggenapi tujuanNya yang spesifik atas keberadaan anak itu di dunia. Dia yang punya rencana, dan setiap anak itu adalah milikNya. Bagian orang tua adalah mengenali keunikan anak mereka (mengenali benih) 'n membantu sebisa mungkin mengembangkan sampai ke potensi maksimalnya.
Di "Kungfu Panda" movie, ini ditunjukin ama pengakuan Master Shifu ke Poo, waktu dia bilang something like this, "Waktu kamu konsen ke kungfu, kamu gagal. Tapi mungkin ini juga salahku, aku ga bisa melatih kamu sama seperti aku melatih 5 pendekar yang lain. Sekarang aku tau bahwa cara untuk melatih kamu adalah melalui makanan..." sambil nunjukin semangkok bakpao yang menggiurkan ituh... (jadi inget bakpao Chik Yen... slurp... hueee... pengen bakpao kacang tanahnya Chik Yen... ok back to the topic =p)
Dan akhirnya kan beneran kebukti, setelah Master Shi Fu memperlakukan Poo dengan spesifik sesuai keunikannya, melatihnya ke arah destiny-nya (to become the dragon warrior), Poo akhirnya berhasil ngalahin Tai Lung.
Sebenernya ini juga ga terbatas cuman bisa diterapin antara ortu ama anaknya juga siy, tapi bisa juga antara guru ama murid, antara pimpinan ama bawahan yang dia pimpin... coz untuk mengerjakan something spesific secara maksimal itu butuh orang dengan spesifikasi khusus juga.
Misalnya, orang yang tipe rame 'n marketing abis, trus bukan tipe orang yang organized gituh, kalo disuruh duduk diem ngerjain administrasi atau keuangan pasti dia bisa stress 'n performa kerjanya ga bagus. Bukan karna dia emang parah atau ga pinter, tapi karna bidang kerjanya ga sesuai ama spesifikasi dia (potensi dan keunikan dia). Coba ditempatin di kerjaan yang cocok, pasti bisa maksimal, tinggal diasah 'n perbanyak pengalaman. Sebaliknya, kalo tipe orang yang organized, yang ga terlalu banyak ngomong, yang suka nulis, disuruh cuap-cuap jadi bagian marketing atau MC, bukannya ga bisa, bisa siy bisa, tapi pasti ga bisa maksimal kayak orang yang emang potensinya di situ. Tapi kalo dia jadi penulis atau apapun yang sesuai ama spesifikasinya, pasti bisa maksimal 'n sukses. Kalo hasil "penempatan" yang ga cocok itu cuman bikin frustasi kedua belah pihak, then maybe it's about time to do things in the right way ;-p
Ini juga bisa diterapin di persahabatan atau relationship juga. If we want to help and maximize other people, we shouldn't force them to fulfill our expectations. Mereka adalah benih-benih unik yang diciptain Tuhan. Garis-garis di batang pohon aja ga ada yang sama persis satu ama yang laen, karakter binatang aja ga ada yang sama persis, apalagi manusia yang onderdilnya jauh jauhhhhhh lebih complicated daripada taneman atau binatang. Kalo kita emang bener-bener mau memaksimalkan orang lain, hal pertama yang sangat masuk akal buat dilakuin adalah mengenali keunikannya, mengenali potensinya, bakatnya, passion-nya... Coz semua itu udah ditaruh Tuhan di masing-masing kita. Kalo itu udah dikenalin, bakal lebih gampang buat bantu mengasah 'n najeminnya. Yang ngebantu 'n yang dibantu sama-sama seneng kan? Ga ada yang frustasi karna pemaksaan =p Win win solution hehehe...
And... as we know this truth, there's no reason to be jealous of other's uniqueness. Cause you are unique in your own way, each of us have a different kind of uniqueness. Kita kudu sama-sama ask God 'n belajar mengenali diri sendiri juga, buat tau benih apa yang Tuhan taruh dalam diri kita. Coz ga semua orang bertumbuh di lingkungan yang mendukung perkembangan keunikannya. Masih ada orang-orang, keluarga, 'n lingkungan yang ga ngerti kenyataan tentang "benih" ini. And the most trusted One to guide us is Himself, our Creator, who had put the seed in us... ;-)
0 comments:
Post a Comment