Heart Matters

Tuesday, May 16, 2006 Fay 0 Comments

Pernahkah kamu kecewa karena seseorang yang dulu kamu kira bisa dipercaya ternyata ga se-decent itu?

I did... and I thought each of us pasti pernah melalui saat-saat seperti itu... Mungkin berbeda peristiwa 'n berbeda orang... Tapi rasa sakit dan kekecewaan itu hinggap di tempat yang sama... yep... in our heart... Can't deny that...

Ada yang berusaha tetep terlihat strong but inside so fragile, ada yang menjauh dan menepi, ada yang kalo bisa bener-bener runaway 'n masuk ke lingkungan yang baru (pernah liat film "The Perfect Man" ga?)... Ada banyak pilihan yang bisa kita lakuin saat emosi 'n perasaan kita lebih dominan dibanding akal sehat... And nothing's wrong with those choices... Selaen itu, kita cenderung menyalahkan 'n ngejudge orang yang menyakiti kita itu abis-abisan, kita menempatkan diri sebagai korban (walopun kadang emang beneran kita "korban"nya), but dengan posisi seperti itu, kita defend ourself sebagai satu-satunya pihak yang bener 'n berhak atas keadilan then karna itu kita mengira kita tidak terlibat sama sekali dalam peristiwa atau sesuatu yang menyakitkan itu.

I'm talking about a relationship here... Dan dalam sebuah hubungan, entah hubungan temen, sahabat, pasangan, apapun itu, selalu ada 2 pihak yang terlibat. Jadi kalo terjadi sesuatu dalam hubungan itu, ga ada orang yang bener-bener 100% guilty sementara yang laennya 100% bener. Dua pihak yang terlibat dalam suatu hubungan pasti ikut menyumbang sesuatu yang memungkinkan peristiwa itu bisa terjadi. Bahkan sikap pasif pun juga merupakan satu bentuk sumbangsih...

The point is... masing-masing kita bertanggung jawab atas perkataan dan perbuatan kita. Mungkin apa yang orang laen lakuin itulah yang memicu kita berbuat sesuatu yang negatif, BUT still... keputusan untuk mengatakan atau melakukan apapun sebagai respon itu 100% ada di tangan kita.

Waktu aku ngalamin sakit hati 'n kecewa ama seseorang, emang berat banget godaan untuk menyalahkan orang itu. Forgive 'n Forget cuman jadi quote yang aku tau itu bener tapi so hard to do it... can't do it by myself... Aku tau kalo aku berhasil forgive 'n forget, keuntungannya juga buat aku sendiri, aku bisa tenang, damai sejahtera bisa aku rasain lagi, no more dendam 'n sakit ati... But still it's not easy at all... No one can help you sampe bisa totally forgive and forget, except God. He's the only One who can help you, coz that what I have been through... No One can, only Him... Dia yang tau berapa lama I've cried and cried, berapa besar keinginanku untuk melalui itu semua 'n belajar sesuatu dari pengalaman itu, and seberapa berat peperangan batin yang aku alami untuk menahan kedua kakiku tetep berdiri 'n ga runaway from that... He knows it all, He always know... Coz Dia pernah ngalamin yang lebih berat, Dia udah melalui level yang paling berat dari yang namanya penderitaan, and karna itulah Dia satu-satunya yang bisa gives us His power to love, Dia yang bisa pulihkan hati kita yang udah terluka... No one can but Him.

Dua hal yang Dia sadarin ke aku...

FIRST Waktu aku liat orang itu dipake ama God buat nyatain kuasaNya, aku sempet protes... I mean, how could He use someone yang absolutely tukang nyakitin orang laen (terutama 'n khususnya aku, coz sebelum aku ada juga beberapa "korban" yang laen). I felt it's not fair at all... aku yang ga bersalah 'n clean ini malah biasa-biasa aja, yang dipake justru dia, orang yang udah jelas-jelas made a huge mistake and ga peka with other's feeling. I mean, how come?

God langsung negur aku 'n said... Kalo misalnya Dia berpikir kayak aku, bahwa harus orang yang ga pernah bersalah yang bisa Dia pake, then Dia juga ga bakal bisa pake aku sebagai perpanjangan tanganNya... Aku langsung can't say a word... He's true indeed... I might not made a single mistake in the same area, but I did make a mistake or some mistake in different area... Anyway, we're all human rite? And humans do make mistakes... Cuman tinggal tergantung apakah kita mau belajar dari kesalahan yang udah kita lakuin to be better and better OR kita cuman anggap itu wajar aja 'n just make the same mistake over and over again... It's all about choices (again)...

SECOND When I read my bible, He shows me about judging... Who am I to judge others? I'm a human too and I'm not perfect, just like everybody else... Hak untuk menilai 'n menghakimi tu sepenuhnya hak Dia, He's The Judge getu loh... I'm so thankful He reminded me to keep rendah hati (bukan rendah diri loh... hehe..) and ga jadi sombong... like I said before, we might be right in some cases 'n made mistakes in another area, juga not 100% right in a relationship...

Roma 2:1 "Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama."

Therefore... kalo seandainya aku ditanyain apa aku nyesel ato nggak ngalamin satu masa sakit hati 'n kekecewaan... I'll straightly answer "No" Coz justru karna ngalamin semua itu aku jadi belajar banyak hal tentang relationship, tentang orang, tentang few important details, jadi lebih nyadar diri Like they always say... Pengalaman tu guru yang berharga, setuju banget... Sebenernya gurunya bukan pengalaman siy, tapi lewat pengalaman itu God ngajarin kita tentang banyak hal.

I just hold one thing: Apapun yang terjadi 'n apapun yang Tuhan ijinin kita alami, Dia pasti punya maksud 'n tujuan dibaliknya, and yang jelas tujuan yang jelas, ga iseng, demi kebaikan kita.

Roma 8:28 "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."

Waktu ngalamin maybe kita ga nyadar, but after that, kalo kita flash back ke belakang kita bakal grateful karna pengalaman itu... terlebih lagi kalo kita liat Dia.. Bahwa dalam situasi apapun 'n perubahan apapun, He always there... never leave us even a second.. And no greater blessing than to know that He is faithful 'n love us... Don't you agree?

0 comments: