About This Temporary Life

Monday, July 17, 2006 Fay 0 Comments

Kalo ntar kita bakal meninggal, ngapain juga kita hidup?

Kalo ntar kita bakal berpisah, ngapain juga kita ketemu?

Kalo ntar bakal kotor lagi, ngapain juga kita mandi?

Dari pertanyaan yang dalem banget sampe pertanyaan yang sehari-hari hehehe... I already had some similar questions long time ago, and sisanya tadi malem. So it turns me on to write at my blog... Pertanyaan yang pasti pernah melintas di otak kita yang kecil ini, atau malah sekarang lagi menganggu kita dengan gaungnya yang tidak terjawab...

W-H-Y is the most confusing questions yang seringkali cuman bergantung gitu aja di udara, no answer, dan kita bisa menerimanya gitu aja (coz it's God's right to have His own reason 'n just think that dunia ini emang panggung sandiwara dan kita semua adalah pemain yang digerakkan menurut kemauan mutlak "Sang Sutradara Agung"), memberontak dan mencoba mengingkari semuanya (coz kita ga bisa menerima adanya satu pertanyaan yang ga terjawab seberapa kerasnya pun kita mikir, berasumsi, atau bertanya ama orang laen), atau kita bisa percaya that everything happens for a reason and we just trust God for He knows better that us (Roma 8:28, meski kebanyakan kita ga bisa memahami why this 'n why that, but we do can trust His heart 'n His love, yang selalu menginginkan yang terbaik untuk kita). Clyche? I think not... Dat's the truth...

Dulu satu malem aku pernah mikir 'n bertanya-tanya, kalo misalnya ntar juga bakal meninggal, trus kenapa kita masih dikasih satu masa untuk hidup dalam ketidakabadian 'n all these temporary things? If the seasons just roll over and over again, then why we have to embrace them everytime a new season comes? If one day this temporary world 'n life will ends, then why bother? Kenapa repot-repot membangun rumah, negara, bikin peraturan, kerja 'n kegiatan-kegiatan, kreativitas, regenerasi, berkeluarga, apa gunanya semua hal yang kita lakuin selama kita hidup? What for? It will ends anyway... Why?

Kayak pertanyaannya Pengkotbah ya? Hehehe... but I do really wanna know... And at one point emang aku cuman bisa menerima satu kebenaran ini, bahwa pikiran manusia emang terlalu kecil buat ngertiin blueprintNya yang maha buesar banget... Lagian Dia udah ngasih Roma 8:28 and jaminan that we can trust Him sepenuhnya, bahwa semua yang Dia lakuin emang dimaksudkan untuk kebaikan. It's like anak kecil yang ga bisa memahami alasan-alasan dibalik sikap ortu ke mereka, terutama sikap-sikap yang menurut mereka "kejam" atau tidak mereka sukai. But hampir bisa dipastikan, waktu mereka udah tumbuh dewasa, mereka bakal berterimakasih ama ortu mereka karena beberapa hal "tidak menyenangkan" yang mereka terima dari ortu, karena ternyata semua itu emang bener-bener untuk kebaikan mereka.

He is God... and Dia emang punya alasan-alasanNya sendiri, but we shall trust that He is responsible too. Kalo kita minta pertolongan 'n bimbingannya, He surelly will guide us 'n show the right way to walk forward. Tapi kalo kita ga percaya ama Dia, that's the hardest thing... Kita emang punya kecenderungan untuk mempertanyakan beberapa hal 'n find a way to get the answer. Itu bukan sesuatu yang salah. Bahkan dari situ udah lahir penemuan-penemuan yang berharga... But we should realize, that some things are just meant to be unanswered questions... which we have to accept, learn from, grow through and we surely will trust God more than before.

Karena itu, I guess there's no more reason to keep questioning all those heavy questions... God mau kita hidup dan berkelimpahan, menikmati semua yang sudah Dia sediakan buat kita, belajar dan bertambah dewasa dalam setiap proses kehidupan yang kita alami, menikmati 'n tinggal dalam kasihNya, keep dependent to Him... That's all... Walaupun temporary, but kita ada di satu masa kan? Then why don't we embrace it and live the life? Kalo pinjem istilahnya Pastor Jeffrey Rachmat, kenapa kita ga bermain dengan cantik?

0 comments: