Phobia Peter Pan
Ini bukan Peter Pan band loh hehe... Tapi Peter Pan versi klasik yang juga udah di-film-in ituh... Kisah seorang anak yang ga mau jadi dewasa 'n pengen jadi anak-anak always 'n forever.Believe it or not, dulu aku pernah ngalamin phobia Peter Pan ini. Di satu titik aku pernah mikir enak banget jadi remaja forever, ga usah mikir gimana kehidupan berkeluarga, menyiasati gimana caranya hidup seatap dengan orang yang berbeda, bisa suka-suka aku mo ngapain 'n mau kemana (eits... tapi teuteup dalam koridor yang bener loh... kayak slogannya OneCubed "Boleh Bebas Tapi Bener" hehehe...), paling cuman mikirin diri sendiri 'n temen-temen, urusan yang berat-berat 'n ribet juga ditanganin ama ortu... Sounds cool yah? Tapi untungnya ga lama-lama hehe... kalo ga gitu dongeng jadi kenyataan dunk, and it's very horrible... dongeng cukuplah dongeng, we live in reality and in the real Truth. Believe me, there's no other way better than live in the Truth...
Emang ga heran siy kalo ga sedikit orang yang paling nggak sekali dalam hidupnya pernah mikir kayak Peter Pan, ngerasa enjoy banget di satu titik or satu masa 'n ga mau nerima tanggung jawab yang lebih gede dengan menjadi lebih dewasa, coz emang enak banget. Biasanya masa itu masa anak-anak atau masa remaja, coz mostly di masa itu ortu masih bertanggungjawab atas kita. Kalo seseorang ga sampe terjebak terlalu lama dalam pemikiran itu, masih bisa dibilang wajar. Tapi dah masuk danger allert kalo orang itu begitu dikuasain ama pemikiran untuk stuck di satu masa itu. Fisik emang tambah dewasa tapi what's inside us dah berenti pertumbuhannya, bisa mencakup karakter, emosional, perasaan, semuanya deh... Isn't that horrible?
But one thing yang paling bisa kita pegang in this reality 'n juga supaya kita ga dikuasain ama phobia Peter Pan ini, seiring dengan bertambahnya tanggungjawab, selalu tersedia extra power untuk nge-handle tanggung jawab itu. Pertambahan kekuatannya sebanding ama pertambahan tanggung jawab, that's the truth. Why? Coz God ga pernah menyuruh kita melakukan sesuatu yang melampaui kekuatan kita. If He want us do something, He has already provide the power that we need before. The questions are:
* Apakah kita menyadari kebenaran itu?
* Apakah kita sudah mengambil kekuatan ekstra yang disediakanNya, atau kita berusaha menanggung semuanya dengan kekuatan kita sendiri?
* Apakah kita sadar bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan panjang dengan beberapa destiny jangka pendek? Perubahan adalah satu-satunya hal yang abadi di dalamnya. And kita ga bisa menyangkal atau menghentikan perubahan. Pilihannya cuman dua, kita berubah jadi better (meningkat) atau worse (menurun)?
Kalo kita menolak perubahan, itu sama aja berarti kita mencoba melawan arus hidup yang alamiah. Akibatnya kita sendiri yang bakal frustasi, depresi, jenuh, and other feeling yang bisa bikin kita ga punya passion lagi untuk live the life. Pernah mikir ga, walopun fisik kita hidup (jantung masih berdetak, sel-sel tubuh masih bertumbuh 'n berkembang, darah masih mengalir, and all the physical activities in our body just work normal 'n naturally), tapi kalo apa yang di dalem kita (our soul, our passion, our feelings, our emotions, etc) udah berenti bertumbuh, it means kita cuman setengah idup, alias koma... orang kalo koma kan aktivitas fisiknya masih berjalan tapi orangnya ngga sadar... and what kind of life is that?
Memang ada saat-saat dalam hidup maybe kita ngerasa something yang di depan kita itu terlalu besar 'n terlalu berat buat kita. Tapi apa kita ga inget janjiNya bahwa kasih karuniaNya itu baru setiap hari? Bahwa apa yang emang porsi sehari ya cukup untuk sehari aja? Kita kuatir 'n patah arang coz kadang tanpa sadar kita membandingkan tanggung jawab yang ada di depan kita dengan kekuatan kita saat ini, bukan dengan kekuatan di masa depan yang juga pastinya akan seimbang dengan tanggung jawab itu.
Fairytales sometimes sounds more beautiful than reality, but The Truth will always be The Truth... So it's our choice to decide what kind of life we live, is it a full whole life, or an empty half life... I hope we all choose the first
PS: a message from one friend of mine... tentang sudut pandang kita, "Ada orang yang mengeluh karena Allah meletakkan duri pada tangkai bunga mawar, sementara yang lain memujiNya karena meletakkan bunga mawar di tengah duri. Bagaimana dengan anda?"
0 comments:
Post a Comment